Junas Miradiarsyah Direktur Utama Operator Liga Basket Indonesia (IBL) berharap agar klub dapat lebih mempersiapkan diri saat IBL kembali digelar, setelah IBL Musim Kompetisi 2021 yang seharusnya terselenggara pada Januari ini terpaksa ditunda.
Penundaan ini menyusul peraturan pemerintah tentang pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa-Bali beberapa waktu yang lalu.
“Dengan penundaan ini, diharapkan klub lebih bisa mempersiapkan diri,” ujarnya pada Senin (13/1/2020) pada Alvanni Kinandhani Suara Surabaya.
Rencananya, IBL digelar pada 15 Januari sampai 7 Februari pada fase pertama, dan 2-22 Maret pada fase ke-2. Dengan situasi seperti ini, ia berharap timeline yang disiapkan segera berjalan. Sehingga bisa menempatkan fase pertama di fase kedua. Sehingga estimasi Maret bisa digelar.
Sebelumnya, IBL sudah mendapat rekomendasi menggulirkan liga pada Januari ini. Protokol kesehatan yang disiapkan juga sudah dievaluasi berkali-kali pemerintah daerah atau departemen kesehatan sebelum akhirnya disetujui.
Sebagai bentuk keseriusan, pada Agustus 2020 lalu, IBL bahkan sudah menggelar simulasi penerapan protokol kesehatan sebagai bagian persiapan hadapi kompetisi musim 2021.
“Kalau memungkinkan digelar pada Maret nanti, kompetisi akan tetap memakai sistem bubble. Venue penyelenggaraannya juga masih sesuai rencana yakni di Mahaka Square Arena Jakarta,” tambahnya.
Pemain yang keluar dari bubble karena alasan tertentu harus dikarantina lagi selama beberapa hari dan wajib menyerahkan hasil swab negatif.
Junas menegaskan, selama IBL ditunda diharapkan setiap klub dan semua pihak tetap patuhi protokol kesehatan. Baik panitia, pemain, pelatih, wasit dan semua yang tergabung dalam IBL. Sehingga ketika IBL 2021 bisa digelar pada Maret, semua bisa terselenggara dengan baik dan sesuai harapan.(van/tin)
NOW ON AIR SSFM 100
