Jumat, 26 April 2024

Menpora Ingatkan Naturalisasi Shayne Pattynama Kebutuhan Jangka Pendek

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Zainudin Amali Menteri Pemuda dan Olahraga memberikan paparan terkait naturalisasi pemain sepak bola dalam rapat bersama Komisi X DPR RI membahas pemberian kewarganegaraan Republik Indonesia kepada atlet sepak bola Shayne Elian Jay Pattynama di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (8/11/2022). Foto: Antara

Zainudin Amali Menteri Pemuda dan Olahraga menegaskan langkah naturalisasi atau pemberian kewarganegaraan kepada calon pemain tim nasional sepak bola merupakan kebutuhan jangka pendek demi mempercepat prestasi tim nasional Indonesia.

Hal ini mengingat proses naturalisasi Shayne Pattynama pesepak bola asal Belanda telah mendapatkan persetujuan dari Komisi X DPR RI, Selasa (8/11/2022).

Sebelum Shayne, ada dua pemain asing yang diajukan PSSI, yakni Jordi Amat dan Sandy Walsh agar disetujui menjadi warga negara Indonesia (WNI). Keduanya tinggal menunggu untuk mengucapkan sumpah sebagai WNI.

Mengutip Antara, Zainudin mengungkapkan bukan hanya menjadi satu-satunya opsi untuk meningkatkan prestasi timnas. PSSI tetap harus mengutamakan pembinaan atlet-atlet muda dalam negeri.

“Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan pemain-pemain seperti yang sudah kami naturalisasi dua orang (Jordi Amat dan Sandy Walsh) ditambah hari ini Shayne Elian Jay Pattynama. Tetapi sekali lagi, kita tetap bertumpu kepada pembinaan karena talenta kita tidak kurang, akademi-akademi di klub-klub itu juga melakukan pembinaan,” kata Menpora dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (8/11/2022).

“Jadi kita tidak mengandalkan naturalisasi. Naturalisasi adalah jangka pendek,” tandasnya.

Politikus Golkar itu tak menampik bahwa naturalisasi merupakan kebutuhan untuk kepentingan mendesak, salah satunya kebutuhan timnas senior yang melakoni pertandingan-pertandingan FIFA Matchday maupun Piala AFF demi meningkatkan peringkat Indonesia.

Dalam upaya mendukung pesepak bola usia dini, pada Agustus lalu Joko Widodo Presiden RI telah meluncurkan Papua Footbal Academy di Jayapura.

PFA merupakan sekolah bagi putra Papua dengan usia 14-15 tahun untuk mengasah bakat di bidang olahraga khususnya sepak bola.

Menurut presiden, anak-anak akan dilatih tentang kedisiplinan dengan latihan rutin yang didampingi pelatih dengan reputasi yang baik.

“Itu adalah komitmen kami dengan PSSI. Bahkan sekarang sebagai wujud dari komitmen itu, untuk pembinaan usia dini PSSI dan Kemenpora bekerja sama melakukan kursus pelatih bagi mantan-mantan pemain tim nasional yang sekarang masih berlangsung di Bali,” kata Zainudin.

Melalui kursus itu diharapkan para pelatih Indonesia bisa memiliki sertifikat C sehingga para pelatih punya reputasi dan kemampuan mumpuni untuk melatih anak-anak usia dini sebagai calon pesepak bola masa depan.

“Mudah-mudahan hasil yang kami hasilkan bersama ini akan membawa kemajuan untuk sepak bola Indonesia,” pungkasnya.(ant/tik/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
32o
Kurs