Minggu, 19 Mei 2024

Dualisme yang Dilakukan Golkar Bisa Berdampak Buruk

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan

Langkah Jusuf Kalla menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo dinilai adalah bentuk dari dualisme partai Golkar untuk mendapatkan keuntungan dalam pemilihan presiden kali ini. Siapapun yang jadi, Golkar tetap akan berada di dalam kekuasaan.

“Partai Golkar secara institusi ke Prabowo, sedangkan Jusuf Kalla ke Jokowi ini adalah bagian dari strategi,” kata Juwita Hayyuning Prastiwi, pengajar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Brawijaya Malang dalam sebuah diskusi, Rabu (21/5/2014).

Menurut dia, strategi ini sebenarnya bisa berdampak buruk bagi partai Golkar karena rakyat melihat telah dua kali Jusuf Kalla berseberangan dengan partainya. Pertama ketika maju mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilu 2004, padahal waktu itu Partai Golkar mengusung Wiranto-Solahuddin Wahid.

Selain itu, dualisme yang dilakukan Golkar bisa diartikan sebagai bentuk perpecahan di internal partai berlambang beringin itu. Banyaknya tokoh di Golkar memang menjadikan partai itu sulit untuk menyatukan langkah. Golkar-pun juga sulit untuk menggerakkan massanya dalam satu barisan.

Juwita menilai, meski secara resmi tak mewakili Golkar, tapi Jusuf Kalla tak mungkin akan keluar dari partai itu. “JK memiliki massa yang banyak di Golkar sehingga pasti dia tidak akan meninggalkan partai itu,” kata dia. (fik/rst)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Minggu, 19 Mei 2024
30o
Kurs