Warga Kota Malang, hari ini, Rabu (27/6/2018), berkesempatan menentukan pemimpin kota dan Provinsi Jawa Timur periode lima tahun ke depan, melalui Pilkada serentak.
Berbagai cara dilakukan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) untuk menarik minat warga, mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Salah satunya, dengan memakai seragam yang unik atau tidak biasa.
Pantauan di TPS 02 Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, seluruh anggota KPPS memakai baju adat Jogjakarta, lengkap dengan topi blangkon.
“Memakai seragam khas Jawa memang sudah menjadi kesepakatan bersama. Selain untuk menarik minat warga, juga untuk melestarikan Budaya Jawa,” kata Menurut Mugiyono Ketua KPPS Kelurahan Tlogomas, Kota Malang, Rabu (27/6/2018).
Pada Pemilu 2014, lanjut Mugiyono, KPPS di sini juga kompak memakai baju adat khas Malang. Hasilnya, cukup banyak warga yang mendatangi TPS.
“Sampai pukul 12.30 WIB, tercatat sudah ada 276 orang yang menggunakan hak pilihnya, dari 364 orang yang masuk daftar pemilih tetap. Nanti kalau sudah pukul 13.00 WIB, kami tutup dan lakukan penghitungan,” paparnya.
Sebelumnya, Ashari Husein Wakil Ketua KPU Kota Malang memasang target sedikitnya 450 ribu orang atau 75 persen dari total Warga Kota Malang yang tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), memberikan suaranya.
Berdasarkan data, ada 600.646 orang Warga Kota Malang yang punya hak pilih, dan tersebar di 57 Kelurahan di Kota Malang.
Sekadar diketahui, Pemilihan Wali Kota Malang yang digelar berbarengan dengan Pemilihan Gubernur Jawa Timur, diikuti tiga pasang calon.
Pasangan nomor urut 1, Ya’qud Ananda Gudban dan Ahmad Wanedi diusung PDI Perjuangan, PAN, Hanura, dan PPP.
Pasangan nomor urut 2, Mochamad Anton dan Syamsul Mahmud diusung PKB, PKS, dan Partai Gerindra.
Sedangkan pasangan nomor urut 3 Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko diusung Partai Golkar dan Partai Demokrat. (rid)
NOW ON AIR SSFM 100
