Sabtu, 20 April 2024

PSI Surabaya Targetkan 80 Persen Milenial Pilih Eri-Armudji

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Yusuf Lakaseng (tengah) Plt Ketua DPD PSI Surabaya di Kantor DPD PSI Surabaya. Foto: Abidin suarasurabaya.net

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Surabaya menargetkan 80 persen pemilih milenial bisa memilih Eri Cahyadi-Armudji Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya nomor urut 1.

“Kita tahu, Kota Surabaya memiliki potensi milenial atau pemilih berusia 17-45 tahun, yang cukup besar. Kami targetkan, dari total milenial di Surabaya, 80 persen di antaranya harus mendukung ErJi,” kata Yusuf Lakaseng Plt Ketua DPD PSI Surabaya di Surabaya, Kamis (26/11/2020).

Yusuf mengungkapkan, beberapa strategi menggaet milenial telah dilancarkan baik itu melalui udara maupun darat. PSI telah memproduksi beragam video kreatif tentang ajakan memilih Eri Cahyadi-Armudji yang disebar di berbagai media sosial.

“Kami sosialisasikan berbagai program dan aktivitas Mas Eri melalui visualisasi video. Kami libatkan tim khusus untuk menyusun dan menyebarkan program-program beliau lewat media sosial,” katanya.

Selain melancarkan strategi udara, PSI juga mengoptimalkan pergerakan darat. PSI menerjunkan 200 kader terlatih yang ditargetkan sosialisasi dari rumah ke rumah. Dia mengklaim, relawan terlatih itu dapat bergerak ke 50 ribu rumah warga.

“Dengan jumlah relawan yang kami miliki, kami targetkan dapat mengetuk 50 ribu rumah. Namun, tetap dengan memenuhi protokol kesehatan ketat,” katanya.

Strategi ini akan secara khusus menyasar target PSI berikutnya, masyarakat dari kelas ekonomi menengah-atas. Menurut Yusuf, kelas tersebut berpotensi tak memberikan pilihan akibat kekhawatiran terhadap pandemi Covid-19.

“Kala normal saja, angka partisipasinya (memilih) hanya 50 persen. Sehingga, kami yakinkan mereka untuk datang ke TPS dan memilih Mas Eri dan Armuji,” katanya.

Masyarakat harus diberikan pemahaman bahwa pilihan mereka menentukan arah pembangunan ke depan. Bukan hanya dari sisi ekonomi, namun juga menyangkut sosial politik.

Surabaya sebagai Kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta dianggap memiliki geopolitik yang cukup mempengaruhi nasional. Saat ini, ada berbagai kepentingan yang menjurus pada politik identitas yang berusaha penetrasi di Kota Pahlawan.

“Kelompok ini muncul dengan mengatasnamakan non-politik. Padahal, sudah jelas mereka lebih politik dibanding partai politik,” katanya.

“Mas Eri ada untuk menjadi benteng hal ini. Kami bersama Mas Eri siap mengawal dan menjaga keberagaman di Surabaya seperti halnya yang dilakukan Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya saat ini,” katanya.

Selain itu, ancaman yang juga diwaspadai terkait dengan politik uang. Jelang hari pemungutan suara 9 Desember mendatang praktik ini disinyalir semakin meluas. Menurut Yusuf, warga Surabaya harus bertahan dengan prinsip anti politik uang.

“Kami mendapatkan laporan dari masyarakat maupun kader terkait adanya berbagai operandi politik uang di Surabaya. Ada yang lewat sembako. Ini yang harus diwaspadai masyarakat Surabaya bahwa politik uang berbahaya bagi mereka. Masyarakat Surabaya telah membuktikan selama ini, tanpa politik uang kita bisa mendapatkan pemimpin berkualitas seperti Ibu Risma,” katanya. (bid/tin)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 20 April 2024
30o
Kurs