Selasa, 23 April 2024

Ketua DPR Kenang Peran Bung Karno dan KH Wahab Hasbullah di Balik Istilah Halal Bihalal

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Puan Maharani Ketua DPR saat silaturahmi ke MUI (sebelum pandemi Covid-19). Foto: DPR RI

Puan Maharani Ketua DPR RI mengucapkan syukur atas berkat dan karunia Allah SWT, Umat Muslim kembali bisa merayakan Idulfitri dengan normal.

Menurutnya, momen Lebaran tahun ini menjadi spesial karena situasi pandemi Covid-19 sudah melandai. Sehingga, masyarakat bisa melakukan kegiatan pulang kampung atau mudik.

Dia berharap momen Lebaran Idulfitri bisa dimanfaatkan seluruh masyarakat khususnya Umat Muslim di Tanah Air untuk menjalin Halal Bihalal antarsesama.

“Halal bihalal adalah istilah yang muncul setelah pertemuan antara Soekarno Presiden RI pertama dan KH Abdul Wahab Hasbullah ulama pendiri Nahdlatul Ulama,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Minggu (1/5/2022).

Puan menceritakan, pada tahun 1948 atau tiga tahun pascamerdeka, Indonesia dilanda gejala disintegrasi bangsa. Para elite politik saling bertengkar, tidak mau duduk dalam satu forum, sementara pemberontakan terjadi di mana-mana.

Di pertengahan bulan Ramadan tahun 1948, Bung Karno memanggil KH Wahab Hasbullah ke Istana Negara untuk dimintai pendapat dan sarannya dalam mengatasi situasi politik Indonesia yang tidak sehat.

Kemudian KH Wahab memberi saran kepada kakek Puan Maharani itu untuk menyelenggarakan silaturahim karena sebentar lagi Hari Raya Idulfitri.

“Mendengar saran itu, Bung Karno menyanggah dan menganggap silaturahim memang sudah biasa dilakukan umat Islam tiap lebaran,” ujar Puan.

KH Wahab pun akhirnya mengusulkan istilah Halal Bihalal pada Bung Karno. KH Wahab saat itu menganggap para elite politik tidak mau bersatu karena mereka saling menyalahkan.

“Saling menyalahkan itu kan dosa. Dosa itu haram, supaya mereka tidak punya dosa maka harus dihalalkan. Sehingga silaturahim nanti kita pakai istilah halal bihalal,” ujar Puan mengutip ucapan KH Wahab kepada Bung Karno.

Dari saran KH Wahab itulah, Bung Karno mengundang semua tokoh politik untuk datang ke Istana Negara pada Hari Raya Idulfitri. Silaturahim itu kemudian diberi tajuk Halal Bihalal.

Sejak saat itu instansi-instansi pemerintah yang merupakan orang-orang Bung Karno menyelenggarakan Halal bihalal, yang kemudian diikuti juga oleh masyarakat secara luas.

“Jadi, Bung Karno bergerak menyebarkan istilah Halal Bihalal lewat instansi pemerintah, sementara KH Wahab menggerakkan warga melalui institusi non formal,” kata Puan.

Istilah Halal Bihalal pun masih terus dipakai sampai hari ini sebagai kegiatan rutin dan budaya Indonesia setiap perayaan Idulfitri.

“Semangat yang digagas KH Wahab dan Bung Karno soal Halal Bihalal selalu relevan untuk terus memupuk persatuan Indonesia yang penuh keberagaman,” pungkasnya.(rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 23 April 2024
32o
Kurs