Jumat, 26 April 2024

Pengamat: Konsolidasi Relawan Jokowi di GBK Mendikte Partai Politik

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Joko Widodo (Jokowi) Presiden saat menghadiri konsolidasi relawan Nusantara Bersatu di Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (26/11/2022). Foto: Antara

Ahmad Khoirul Umam Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC) menegaskan, konsolidasi relawan Joko Widodo (Jokowi) Presiden di Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (26/11/2022) lalu bisa dimaknai sebagai manuver politik untuk mengokohkan framing narasi pentingnya mengusung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 mendatang.

“Manuver yang dijalankan oleh jaringan non-partai itu merupakan upaya cipta kondisi, yang diharapkan bisa memunculkan gelombang dukungan rakyat, yang pada titik tertentu juga diharapkan bisa mempengaruhi atau bahkan mendikte keputusan partai politik yang memiliki hak konstitusional sebagai pengusung Capres,” ujar Umam dalam keterangannya, Selasa (29/11/2022).

Namun, menurut dia, acara di GBK tersebut tampaknya bukan semata-mata dijalankan oleh jaringan relawan, tetapi strategi politik yang sebenarnya diorkestrasi oleh pihak-pihak di lingkaran Joko Widodo sendiri.

“Hal itu dibuktikan oleh kehadiran Jokowi di tengah-tengah acara, yang seolah mengkonfirmasi bahwa dirinya memang betul-betul merestui dan mendukung manuver politik tersebut,” jelas Umam yang juga Dosen Ilmu Politik dan International Studies, Universitas Paramadina, Jakarta ini.

Bahkan, lanjutnya, Jokowi menyampaikan pesan simbolik yang terlalu vulgar terkait dukungannya pada Ganjar meskipun ia berusaha mengaburkan dengan istilah Capres “berambut putih”.

Artinya, acara konsolidasi relawan di GBK kemarin merupakan operasi politik lanjutan pasca pendeklarasian Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yang konon juga diorkestrasi oleh Jokowi untuk memuluskan jalan Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024 mendatang.

Kendati demikian, Umam menegaskan, manuver lingkaran Jokowi ini seolah menantang pesan Megawati Soekarnoputri Ketum PDIP dalam Rakernas PDIP pada Juni lalu. Tampak jelas ada inkonsistensi di sana.

“Sebab, Megawati telah memperingatkan dan melarang secara keras para kadernya untuk bermanuver terkait Pencapresan 2024. Bahkan barisan Dewan Kolonel yang tak lain adalah para pendukung Puan Maharani, yang notabene anak biologis dan anak ideologis Megawati sendiri, telah ditertibkan secara tegas,” terangnya.

Karena itu, menurutnya, konsolidasi relawan Jokowi dan pesan Capres “berambut putih” di GBK itu merupakan langkah “off-side” yang seolah tidak mempedulikan pesan amanat Megawati di Rakernas PDIP sebelumnya.

Kata Umam, melalui kerumunan massa itu, Jokowi seolah ingin menunjukkan dirinya mempunyai pengaruh dan kekuatan jaringan yang tidak kalah mapan dan mengakar dibanding PDIP.

Karena itu, reaksi keras Hasto Kristiyanto Sekjen PDIP terhadap relawan Jokowi merupakan bentuk peringatan sekaligus perlawanan terhadap manuver pihak-pihak di sekitar Jokowi yang seolah ingin mendikte keputusan Megawati.

Di sisi lain, target relawan Jokowi di GBK itu untuk membangkitkan sentimen positif publik tampaknya juga tidak mampu optimal.

“Sebab, pelaksanaan acara itu seolah dipaksakan di tengah masyarakat sedang fokus peduli pada penanganan bencana gempa bumi di Cianjur. Di sisi lain, pelaksanaan acara di GBK yang menabrak aturan yang melarang adanya kegiatan-kegiatan kolosal termasuk event olah raga sendiri, banyak dimaknai sebagian pihak sebagai ekspresi pongahnya kekuasaan,” kata Umam.

“Sementara itu, penuturan massa yang datang juga beragam, mulai merasa bingung hingga merasa dibohongi karena diajak ke acara yang berbeda oleh penyelenggara, membuktikan bahwa kerumunan GBK kemarin merupakan hasil operasi pengerahan massa yang sebenarnya tidak matang,” imbuhnya.

Umam menegaskan, jika langkah-langkah manuver politik ini terus dipaksakan oleh pihak-pihak di lingkaran Jokowi, maka tidak menutup kemungkinan akan memantik reaksi keras dari elit PDIP, tidak terkecuali Megawati sendiri karena merasa dirinya dilangkahi dan seolah hendak di-fait accompli (ketentuan yang harus diterima). (faz/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
30o
Kurs