Jumat, 29 Maret 2024

Pengamat UI Memprediksi bakal Ada Negosiasi Ulang Pembentukan Koalisi Pengusung Capres 2024

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Suharso Monoarfa Kepala Bappenas berkumpul bersama Prabowo Subianto Menteri Pertahanan, dan Airlangga Hartarto Menko Perekonomian usai rapat kabinet terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta. Foto: Istimewa

LSI Denny JA memproyeksikan empat pimpinan partai politik bakal menjadi penentu peta politik atau King Maker pada Pemilu 2024.

Antara lain, Megawati Soekarnoputri Ketua Umum PDI Perjuangan, Prabowo Subianto Ketua Umum Partai Gerindra, Surya Paloh Ketua Umum Partai NasDem, dan Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Golkar.

Berdasarkan analisa LSI Denny JA, keempat King Maker itu akan menghadapi dilema karena berbagai kepentingan.

Cecep Hidayat Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) menilai, dilema keempat elite partai politik itu terjadi menjelang pendaftaran pasangan calon presiden-wakil presiden di Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang dijadwalkan November 2023.

Menurutnya, sekarang masing-masing partai politik masih memasang tawaran tertinggi untuk bisa maju sebagai calon presiden (capres). Seiring waktu, daya tawar posisi mereka lebih fleksibel karena proses negosiasi mencari dukungan.

“Sekarang hanya untuk daya tawar politik di awal. Jadi, semua parpol memasang kadernya ingin jadi capres. Tapi, nanti seiring dengan waktu, menjelang pertengahan 2023 akan terjadi negosiasi ulang,” ujarnya di Jakarta, Rabu (21/12/2022).

Negosiasi ulang, lanjut Cecep, sangat mungkin terjadi melihat karakter koalisi partai politik di Indonesia tidak punya landasan kuat untuk menjadi koalisi permanen.

“Karena koalisi parpol di Indonesia sifatnya tidak permanen. Jadi, bisa dikatakan tidak terlalu ketat,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Cecep bilang tidak tertutup kemungkinan sosok yang sekarang disebut-sebut sebagai bakal calon presiden malah tidak berhasil ikut serta dalam Pilpres 2024.

Karena, akan ada kontemplasi internal dalam tubuh parpol yang menentukan untung atau rugi sebuah kontestasi dan peluang terbesar untuk memenangkan pilpres.

“Di situ akan ada kontemplasi internal. Mereka akan melihat popularitas di masyarakat,” tambahnya.

Cecep menilai ada waktu untuk para King Maker melakukan penjajakan dan meramu negosiasi yang diharapkan. Tapi, akhirnya mereka akan realitis dalam mengambil posisi.

“Mereka akan realistis pada akhirnya, melihat hasil survei dan kecenderungan. Nanti mereka yang ‘dilamar’ jadi cawapres atau menteri tentu akan menerima,” tegasnya.

Sementara itu, Aditya Perdana Direktur Eksekutif Algoritma mengatakan, di atas semua King Maker masih ada Joko Widodo yang sekarang menjabat Presiden.

“Kalau King Maker yang disebut di survei adalah mereka yang punya parpol, ketua umum. Sehingga, mereka ada kesempatan untuk mencalonkan diri sebagai capres dari partai. Tapi, yang dilupakan adalah Pak Jokowi, sebagai Presiden, dan punya pengaruh, bukan hanya di Istana tapi juga di koalisi,” ungkapnya, Rabu (21/12/2022).

Terkait figur yang bakal mendapat dukungan penuh dari Jokowi, Aditya menyebut baru kelihatan jelas kalau sudah ada capres yang disahkan KPU.

Sebelumnya, Jokowi kerap memuji sejumlah ketua umum parpol yang juga menjabat menteri di kabinetnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pernah menyebut Airlangga Hartarto Ketum Golkar dan Menko Perekonomian sebagai pemimpin dengan pengalaman.

Pada kesempatan lainnya, Jokowi juga memuji Prabowo Subianto Ketum Gerindra yang juga Menteri Pertahanan.(rid/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
26o
Kurs