Jumat, 26 April 2024

Legislator Minta Pemerintah Tinjau Ulang Rencana Impor Beras 500 Ribu Ton

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Ilustrasi. Beras impor. Foto: Dok. suarasurabaya.net

Saadiah Uluputty Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS meminta Pemerintah meninjau ulang rencana impor beras sebanyak 500 ribu ton sebagaimana yang disampaikan Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan.

“Berhenti grasa grusu untuk membuka kran import beras. Jangan mengambil langkah sepihak tanpa menimbang banyak aspek,” kata Saadiah di Jakarta Senin, (20/3/2023)

Saadiah tegas menolak keinginan suara pemerintah untuk impor beras saat memasuki panen raya.

“Impor beras mesti ditolak tegas. Panen raya akan memasuki bulan Maret-April hingga Mei 2023. Rencana impor saat panen raya mencekik leher petani. Cukup ironi”, lanjut Saadiah.

Kata dia, data Kementerian Pertanian dan BPS menyebutkan, stok beras nasional sedang surplus 1,7 juta ton. Tahun ini ada survei cadangan beras yang juga dilakukan BPS, stok beras di akhir Juni 9,71 juta ton.

Saadiah memaparkan, mengacu data Kerangka Sampling Area (KSA) BPS mencatat produksi beras Januari-April 2023 sebesar 13,79 juta ton, naik 0,56 persen dibanding periode yang sama 2022. Produksi beras pada Mei sampai Desember 2023 pun diperkirakan cukup tinggi dengan mengacu tren produksi beras di tahun-tahun sebelumnya, misalnya 2022.

Pada Mei 2022, produksi beras sebesar 2,38 juta ton, Juni 2,51 juta ton, Juli 2,71 juta ton, Agustus 2,35 juta ton, September 2,50 juta ton, Oktober 2,38 juta ton, November 1,88 juta ton dan Desember 1,11 juta ton.

“Panen Raya tahun 2023 hingga April menghasilkan produksi gabah atau beras yang tinggi sehingga Indonesia akan mengalami surplus. Maka tidak ada alasan import dilakukan”, sebutnya lagi.

Saadiah menilai, ada upaya untuk melakukan analisis data untuk menggiring opini bahwa terjadi defisit beras.

“Tujuan penggiringan data defisit ini maksudnya jelas, biar niat pemerintah untuk impor semakin kencang”, sesalnya.

Saadiah meminta pemerintah berdiri bersama petani beras. Tidak membuat perkiraan dan asumsi – asumsi kondisi akhir 2023 yang mendorong impor, karena sangat melukai para petani.

“Berdirilah bersama petani. Petani kita sedang bekerja berdarah – darah untuk mendukung produksi beras di negara ini. Membuat opini import hanya akan melukai petani kita. Hentikan wacana import tersebut,” tegasnya.(faz/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
29o
Kurs