Jumat, 29 Maret 2024

Voxpol: Menentukan Calon Pemimpin Bangsa Jangan Cuma Berdasarkan Popularitas dan Elektabilitas

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Ilustrasi Pemilu 2024. Foto: Grafis suarasurabaya.net

Pangi Syarwi Chaniago Direktur Eksekutif Voxpol Center menilai popularitas bukan satu-satunya ukuran untuk menentukan calon pemimpin bangsa.

Dia bilang, popularitas dan elektabilitas calon pemimpin bangsa juga harus dibarengi dengan kompetensi serta kapabilitas sebagai pemimpin.

Pernyataan itu merespons pernyataan Aburizal Bakrie Ketua Dewan Pembina Partai Golkar. Menurut Pangi, pendapat Aburizal merupakan bentuk dorongan semangat dan optimisme partainya.

“Saya sependapat dengan Pak Aburizal Bakrie kalau kita tidak cukup hanya dengan racikan elektoral sebagai barometer dalam memutuskan figur yang diusung sebagai calon presiden,” ujarnya di Jakarta, Senin (2/1/2023).

Kalau cuma mengandalkan elektabilitas tanpa kapabilitas, dia khawatir akan memunculkan masalah bangsa di kemudian hari.

“Di satu sisi, elektabilitas menjadi penting karena menjadi modal untuk menang. Tapi di sisi lain, ketika mereka tidak punya kompetensi, tidak punya kapabilitas menjadi pemimpin, negarawan yang bisa mengayomi seluruh lapisan elemen warga negara. Itu juga akan menjadi masalah di kemudian hari,” katanya.

Pangi menegaskan, pernyataan itu juga pesan khusus merujuk kepada Airlangga Hartarto Ketum Golkar yang didorong sebagai calon presiden dari Partai Golkar dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)

“Sampai hari ini eelektabilitas Airlanggavmasih harus didongkrak oleh kader Partai Golkar,” tegasnya.

Sementara itu, Emanuel Melkiades Laka Lena Politikus Partai Golkar menganggap ucapan Aburizal Bakrie sebagai bukti kekompakan di dalam tubuh partai.

“Seluruh mesin partai akan bekerja sama memenangkan Golkar di 2024. Semua pesannya sama. Pesan Pak Ical, seperti juga pesan Ketum Airlangga, Pak Akbar Tanjung, Pak JK, Pak Luhut, Pak Agung dan senior lainnya, juga pimpinan DPP PG dan DPD PG I dan II semuanya,” ucapnya di Jakarta, Senin (2/1/2023).

Dia menambahkan, kekompakan itu juga terlihat pada perayaan ulang tahun Golkar, pada bulan Oktober lalu. Seluruh elite partai berkumpul dan memberikan dukungannya untuk memenangkah partai.

“Golkar mantap mengajukan Airlangga sebagai capres Golkar di 2024. Ketum kami memiliki jam terbang dan pengalaman tinggi, terkhusus sebagai Menko Perekonomian. Hasil kerjanya dirasakan oleh masyarakat,” tandas Melki.

Sebelumnya, Aburizal Bakrie menyampaikan catatan akhir tahun 2022. Salah satu catatannya adalah terkait pemilihan presiden (Pilpres) 2024 yang diharapkan menjadi momen kelanjutan, perbaikan, dan perubahan bagi bangsa.

Keberhasilan yang sudah dicapai pemerintahan sebelumnya, kata Ical, harus dilanjutkan pemimpin periode 2024-2029. Sedangkan kebijakan yang dinilai masih kurang harus diperbaiki.

“Dengan demikian, Pilpres 2024 tidak hanya memilih seorang calon presiden karena popularitasnya, tapi juga memilih seorang pemimpin bangsa yang dapat mengayomi seluruh komponen bangsa,” ungkap Aburizal.(rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
27o
Kurs