Senin, 29 April 2024

Unair Bakal Membuat Pernyataan Sikap Resmi Terkait Demokrasi pada Pekan Ini

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Mohammad Nasih rektor Unair ketika diwawancarai awak media di Ruang Rapat Pleno Gedung Rektorat Unair Kampus C seusai konferensi pers pra pengukuhan guru besar, Rabu (20/9/2023). Foto: Risky suarasurabaya.net Mohammad Nasih rektor Unair ketika diwawancarai awak media di Ruang Rapat Pleno Gedung Rektorat Unair Kampus C seusai konferensi pers pra pengukuhan guru besar, Rabu (20/9/2023). Foto: Risky suarasurabaya.net

Universitas Airlangga (Unair) Surabaya akan membuat pernyataan sikap secara resmi dari institusi soal kondisi demokrasi Indonesia. Pernyataan sikap tersebut akan disampaikan pada pekan ini.

Prof Mohammad Nasih Rektor Unair memastikan konsep acara dan pernyataan sikap itu sedang disiapkan. Gelaran ini dijadwalkan dilaksanakan sebelum masa tenang pemilihan umum (Pemilu).

“Ada, sudah disiapkan. Kalau tidak besok, lusa. Dari pimpinan rektorat dan senat akademik akan muncul berbicara soal itu (pernyataan sikap),” katanya ketika dihubungi suarasurabaya.net pada Senin (5/2/2024).

Pernyataan resmi dari eksekutif universitas, lanjutnya, akan merepresentasikan kampus.

“Sekali lagi, yang disebutkan, (pernyataan sikap dari) pimpinan Unair, senat akademik Unair. Jadi menyebutnya begitu. Nanti kami formulasikan yang lebih dekat lagi. Tapi bagaimana pun eksekutif representasi universitas. Kalau ada apa-apa, yang kena eksekutifnya,” bebernya.

Nasih meminta tidak ada akademisi atau pihak mana pun bagian dari Unair menyatakan sikap, atau bahkan mendukung pasangan calon (paslon) tertentu dengan latar belakang institusi. Ia menegaskan bahwa kampus tidak ikut berpolitik.

“Itu semua atas nama pribadi. Silakan saja, tanggung jawab pribadi. Kalau alasannya mimbar akademik ya harus ada mimbar, forum. Bukan kemudian mengundang media yang diomongkan apa, tidak tahu. Bisa-bisa ngerasani orang. Lalu yang kena kan institusi, itu yang harus dijaga bersama-sama,” tuturnya.

Ia mempersilakan siapa pun menyatakan sikap atau deklarasi soal politik. Asal tidak membawa institusi, termasuk pembubuhan logo.

“(Kalau bilang) kesadaran pribadi kan ketika diomongkan. Pengumuman, misalnya. Unair mengundang. Unair mana yang mengundang? Apalagi bawa logo, yang kena kita. Bukan hanya mereka, tapi institusi Unair yang sangat besar. Harus dijaga bersama-sama. Jangan ada mengatasnamakan Unair. Meski kalau kepepet nanti ya sudah ini (pernyataan) pribadi. Tapi kan tidak bisa. Media menulisnya akademisi Unair. Nanti Unair akhirnya tampil,” jabarnya.

Pernyataan Nasih menanggapi dua kelompok yang menyatakan sikap soal kondisi demokrasi saat ini, yang digelar Senin (5/2/2024) siang. Keduanya tidak mengantongi izin penggunaan tempat.

Sebanyak 120 orang mengatasnamakan civitas academica, alumni, hingga kolega dan sejawat Unair, menyatakan sikap di depan halaman Pascasarjana Unair.

Kemudian disusul kelompok lain mengatasnamakan Ksatria Muda Airlangga yang menyatakan sikap di depan halaman Fakultas Ekonomi Bisnis Unair, selang 15 menit dari yang pertama.

“Ya semestinya semua ya izin. (Dua-duanya) Tidak ada (izin). Tidak tahu ada kegiatan apa. Yang kami peroleh hanya flyer saja. Itu pun sangat mendadak,” katanya.

Seharusnya, menurut Nasih, semua kegiatan atau forum, apalagi mengundang pihak luar harus mematuhi prosedur.

Kejadian Senin siang diharapkan jadi pembelajaran agar tidak ada lagi pernyataan sikap yang membawa institusi.

“Itu memberi pelajaran kepada kami bahwa suara di kawan-kawan akademisi pun civitas academica, bukan suara tunggal. Sehingga tidak boleh ada yang mengatasnmakan institusi. Kan macam-macam. Ada yang pro dan kontra. Harus kita jaga benar, karena dampaknya pada institusi. Apalagi kalau menyangkut soal sikap dan lain-lain, pasti punya implikasi sangat besar bagi kami,” tuturnya.

Harapan itu agar sekelompok akademisi atau civitas academica tertentu tidak mewakili ribuan akademisi lainnya.

“Institusi ini yang bertanggungjawab kan kita. Kalau ada sesuatu yang diakibatkan oleh hal-hal (tertentu). Paling tidak, kita paham Unair itu besar. Tidak bisa ada sekelompok tertentu mengatasnamakan civitas academica atau akademisi Unair. Itu sangat berbahaya. Karena kita punya ribuan akademisi. Itu yang hrus kita pahami bersama-sama,” tandasnya. (lta/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
28o
Kurs