Kamis, 13 November 2025

Muhaimin Iskandar: Saatnya Pesantren Menjadi Motor Perubahan di Era Teknologi

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Abdul Muhaimin Iskandar Ketua Umum PKB saat membuka International Conference on the Transformation of Pesantren di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (24/6/2025). Foto: Istimewa

Abdul Muhaimin Iskandar Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyerukan kebangkitan pesantren sebagai pusat perubahan sosial dan kultural di tengah arus teknologi yang bergerak cepat. Menurutnya, pesantren tidak boleh hanya menjadi penonton, tetapi harus tampil sebagai pelopor transformasi.

Ajakan tersebut disampaikan dalam pidatonya pada pembukaan International Conference on the Transformation of Pesantren di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (24/6/2025).

“Perubahan besar terjadi dalam satu dekade terakhir. Dunia menghadapi temuan-temuan teknologi baru, baik dalam bidang mesin maupun informasi. Semua harus melakukan penyesuaian,” ungkap Muhaimin, yang akrab disapa Cak Imin.

Sebagai Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Cak Imin menyoroti bagaimana berbagai sektor, termasuk lembaga pendidikan, tergagap menghadapi percepatan teknologi. Ia menilai bahwa sistem manajemen, tata kelola, hingga cara kerja mengalami perubahan mendasar, dan semua pihak, termasuk pemerintah harus berbenah.

“Kalau tidak segera mengevaluasi diri, maka kita akan terus tertinggal. Pesantren juga tidak boleh diam, mereka harus menjadi pelaku utama dalam perubahan ini,” tegasnya.

Tokoh asal Jombang ini menilai pesantren memiliki rekam jejak sejarah panjang dalam menjawab berbagai tantangan zaman, mulai dari era kolonial hingga masa reformasi. Namun, saat ini pesantren justru terlihat ragu dalam mengevaluasi diri dan beradaptasi dengan realitas baru.

“Kita melihat bagaimana dakwah sekarang lebih banyak dikendalikan oleh algoritma media sosial daripada para dai itu sendiri. Ini fenomena global yang tidak bisa diabaikan,” kata Cak Imin.

Ia menambahkan, algoritma media sosial kini menentukan pola pikir dan perilaku masyarakat. Konten yang dikonsumsi secara berulang akan terus muncul dan memengaruhi kesadaran publik.

“Sekali kita membuka satu konten, seperti ceramah tertentu, maka algoritma akan terus menyodorkan konten serupa. Inilah tantangan sekaligus peluang bagi pesantren,” ujarnya.

Cak Imin menegaskan bahwa bukan hanya pesantren yang kewalahan dengan pesatnya perubahan, tapi juga institusi pendidikan lainnya. Karena itu, pesantren dinilai punya posisi strategis untuk menjadi motor perubahan, terutama dalam membentuk karakter masyarakat yang adaptif terhadap zaman.

“Pesantren harus bangkit, menjadi garda terdepan dalam transformasi, dan memimpin arah perubahan di masa depan,” tutupnya. (faz/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Kamis, 13 November 2025
31o
Kurs