Mencermati adanya perbedaan beberapa lembaga survey tentang hasil hitung cepat pilpres, Rabu, 9 Juli 2014,
Susilo Bambang Yudhoyono Presiden RI menginstruksikan kepada kubu Prabowo dan Jokowi yang sama-sama mengklaim menang, agar menahan diri.
Quick count yang dirilis beberapa media bukan hasil hitungan resmi KPU. Quick count hanya sebuah prediksi lembaga survey menggunakan sampel 1.000 sampai 1.500 responden dengan metodologi yang berbeda.
Semua lembaga survei yang dirujuk Prabowo memenangkan Prabowo-Hatta. Sebaliknya juga semua lembaga survei yangg dirujuk Jokowi memenangkan pasangan Jokowi-JK. Kalau itu yang dirujuk, maka keduanya menyatakan menang berdasarkan hasil perhitungan cepat, belum berdasarkan perhitungan resmi KPU.
Dengan perkembangan situasi saat ini, sebagai presiden yang tidak masuk ke dalam kedua kubu, menyerukan:
Pasangan Prabowo maupun Jokowi dengan timnya diharapkan bisa menahan diri, tidak memunculkan ketegangan yang berlebihan, apalagi gerakan di lapangan yang rawan terhadap konflik horizontal.
“Saya berharap mereka bisa memimpin pendukungnya masing-masing, menahan diri sambil segala sesuatunya terang,” kata presiden seperti dilaporkan Jose Asmanu reporter suarasurabaya.net.
Kepada rakyat yang telah menunjukkan sikap perilaku yang baik, bersama-sama yang lain menjaga ketertiban agar situasi situasi tetap aman. Cegah terjadinya bentrokan, kekerasan horizontal atau tindakan yang mengganggu ketertiban.
“Saya sudah menginstruksikan jajaran Polri dan TNI sebagai pendukung, agar tetap siaga untuk mencegah terjadinya gangguan keamanan terkait dengan pilres 2014,” kata presiden dalam jumpa pers, Rabu malam.
Husni Kamil Manik Ketua KPU juga meminta kepada para kandidat presiden serta pendukungnya harus tetap menggunakan rujukan hasil rekapitulasi nasional KPU yang akan dilakukan 22 Juli 2014 sesuai dengan Undang-Undang. Sedang lembaga survey bukan bagian dari KPU.(jos/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
