Senin, 17 Juni 2024

Jokowi Diserang Isu Utang, Misbakhun Bekali Relawan Tekun dengan Argumen Penangkis

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Misbakhun saat berbicara pada konsolidasi Relawan Tetap Misbakhun (Tekun) Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan. Foto: Istimewa

Mukhamad Misbakhun Calon anggota legislatif (caleg) DPR dari Golkar untuk daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur II terus menggerakkan mesin politiknya dalam menghadapi Pemilu 2019. Fokusnya bukan hanya kembali meloloskan diri ke DPR, tapi juga memenangkan duet Joko Widodo – Ma’ruf Amin (Jokowi – Ma’ruf) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Selama akhir pekan kemarin, Misbakhun menggenjot konsolidasi relawan pendukungnya di Probolinggo dan Pasuruan. Caleg petahana untuk kursi DPR di dapil Jatim II itu mewanti-wanti relawan pendukungnya tetap kompak.

Misbakhun menargetkan suara Golkar di dapil Jatim II pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 melebihi 150 ribu. Karena itu, dia meminta relawannya bekerja keras demi suara Golkar di Pasuruan dan Probolinggo yang termasuk sebagai wilayah Tapal Kuda.

“Saya berharap kekompakan tim terus dijaga. Tim mulai bekerja mencari suara agar target Golkar mendapat 150 ribu suara bisa tercapai,” ujar Misbakhun saat berbicara pada konsolidasi Relawan Tetap Misbakhun (Tekun) Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan.

Dia menjelaskan, tensi politik tentu akan meningkat dalam momen Pilpres 2019. Terlebih, katanya, berbagai hoaks menyasar Presiden Ketujuh RI itu.

Karena itu, Misbakhun juga membekali relawan Tekun dengan argumen untuk menangkis isu soal utang pemerintah di era Jokowi. Sebab, selama ini yang selalu digembar-gemborkan penentang Jokowi adalah pertambahan utang pemerintah.

“Kalau ada cerita bayi baru lahir itu sudah punya utang Rp 12 juta, saya tanya bapak dan ibu semua apakah pernah ditarik untuk ikut bayar utang pemerintah? Tidak kan?” kata Misbakbun.

Dia mengatakan, narasi tentang tambahan utang sengaja dibuat oleh pihak yang tidak menginginkan Jokowi menang pilpres lagi. Padahal, kata Misbakhun, pemerintah tidak bisa semaunya berutang karena harus melalui persetujuan DPR, termasuk fraksi-fraksi partai yang selama ini menempatkan diri sebagai oposisi.

“Ini perlu dijelaskan. Biasanya partai politik setiap pembahasan APBN di DPR semua partai ikut dan setuju. Termasuk mereka yang teriak teriak soal utang,” kata dia.‎

Bagi Misbakhun, pemerintahan Jokowi berutang demi pembangunan. Angka pinjamannya pun sudah sesuai perhitungan dan persetujuan berbagai pihak.

“Kalaupun Indonesia membangun infrastruktur tanpa utang pasti bisa. Tapi pertanyaannya kapan bisa selesai? Bisa sampai puluhan tahun lagi,” kata Misbakhun.

Legislator kelahiran Pasuruan itu mencontohkan pembangunan jalan tol yang sekarang sudah sampai di daerah pemilihannya. Bahkan, Pasuruan di Jawa Timur hingga Merak di Banten sudah tersambung Tol Trans Jawa.

Padahal, kata Misbakhun, ruas Tol Gempol – Pasuruan sudah dibangun saat dirinya baru lulus SMP pada 1986. Namun, pembangunan ruas tol itu baru bisa diselesaikan di era Jokowi.

“Jalan tol dari Merak – Banyuwangi bakal menyambung ya zamannya Pak Jokowi. Bendungan dibangun, embung dibangun, pelabuhan dibangun, wilayah perbatasan dibangun,” jelasnya.

Misbakhun menambahkan, yang penting pertambahan utang juga disertai kenaikan aset pemerintah.

“Sehingga penerimaan pajak negara bertambah jadi mempunyai kemampuan untuk mengembalikan utang,” tegas dia.(faz/iss/ipg)

Berita Terkait

..
Surabaya
Senin, 17 Juni 2024
27o
Kurs