Rabu, 8 Mei 2024

Haid Lebih Cepat Berisiko Menopause Lebih Awal

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Ilustrasi - Kalender untuk menandai waktu haid. Foto: Pexels Ilustrasi - Kalender untuk menandai waktu haid. Foto: Pexels

Dokter Surahman Hakim Kelompok Staf Medis (KSM) Kebidanan dan Penyakit Kandungan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo mengatakan, anak perempuan yang haid lebih cepat sel telurnya akan matang lebih awal sehingga kejadian menopausenya bisa lebih awal.

“Kejadian menopause lebih awal kemungkinan terjadi pada anak-anak yang haidnya lebih dini,” kata Surahman seperti dilansir Antara pada Senin (26/2/2024).

Surahman mengatakan,wanita mendapatkan warisan sel telur dari ibunya. Pada tahap perkembangan dari bayi, balita hingga sebelum masuk masa pubertas, sel telur dalam keadaan membeku. Saat pubertas atau baligh, hormon di otak mulai mengatur pematangan sel telur secara bertahap.

Jika haid terjadi lebih cepat, perkembangan seksual sekunder atau organ reproduksi akan lebih cepat, dan jumlah sel telur juga akan lebih cepat habis.

“Kalau masa reproduksi atau menikahnya di usia yang cukup lanjut maka kemungkinan kesuburannya juga akan cepat berakhir, karena telurnya sudah dimatangkan lebih awal,” jelasnya.

Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengungkapkan perkembangan nutrisi gizi dari anak dan paparan hormon eksternal menyebabkan pematangan ovarium atau sel telur menjadi lebih cepat sehingga haid terjadi lebih awal.

Ia mengatakan rata-rata anak perempuan sekarang sudah mengalami haid di usia 9 tahun, atau sekitar kelas 3 atau 4 SD, yang jika dibandingkan sekitar 20 tahun lalu, anak perempuan baru haid sekitar umur 11 atau 12 tahun.

Hal itu karena pengaruh juga dari makanan siap saji yang berdampak pada pembentukan hormon esterogen pada anak perempuan. Selain itu, semakin meningkatnya polusi udara juga bisa memengaruhi haid yang lebih awal.

“Jadi kadang kala berefek pada anak-anak kita, jadi itu yang menyebabkan lebih banyak karena faktor lingkungan bukan pada saat kehamilan si ibu,” tuturnya.​​​​​​​

Lebih lanjut, ia mengatakan untuk ibu yang melihat perkembangan seksual sekunder anaknya seperti pertumbuhan payudara yang masuk grade 3, dan adanya bulu-bulu pada kemaluan, tidak perlu cemas karena anak akan segera mendapatkan haid pertamanya satu hingga dua tahun ke depan.

Jika tidak ada tanda-tanda pertumbuhan seksual sekunder seperti yang diharapkan maksimal pada usia 15 tahun, perlu dicari tahu apakah ada kelainan kromosom, kelainan genetik, atau gangguan pada saluran reproduksi sang anak. (ant/ike/ris/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 8 Mei 2024
25o
Kurs