Jumat, 3 Mei 2024

Pencemaran Limbah Industri Sebabkan Tingginya Kadar Bromat dalam AMDK

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi. Air Minum Kemasan. Foto: cocinadelirante.com

Akademisi menyoroti pencemaran limbah pabrik yang diakibatkan oleh adanya kegiatan industri telah menyebabkan tingginya kadar kandungan bromat di dalam Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).

“Kalau tidak terjadi pencemaran, sebenarnya di air minum enggak ada bromatnya. Tapi, karena ada limbah pabrik yang mengandung bromida di sekitar sumber airnya, barulah air kemasan yang berasal dari sumber air itu bisa mengandung bromat,” kata Handajaya Rusli, dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) dilansir Antara, Sabtu (6/4/2024).

Handajaya menuturkan, bromat terbentuk karena ada ozonolisis dari unsur bromida. Jika sebuah pabrik yang memakai bromida secara asal membuang limbah ke sungai secara langsung, maka pembentukan bromat kemungkinan dapat terjadi.

Hal tersebut tentu dikhawatirkan akan mempengaruhi kualitas AMDK karena sumbernya berpotensi ikut mengandung bromat dan berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

“Tapi, kalau misalnya dari tanah asli itu kecil kemungkinannya ada unsur bromidanya,” katanya.

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Departemen Kesehatan Negara Bagian di New York, kata dia, konsumen yang terpapar bromat dalam jumlah besar bisa menyebabkan risiko kanker.

Selain itu, Departemen itu turut menyoroti bila setiap air mineral pasti memiliki kadar bromat di dalamnya. Namun, untuk memperkecil risiko terjadinya kanker akibat minum air kemasan mengandung bromat, akhirnya ditetapkan batas aman kandungan zat ini dalam air mineral.

“Pada uji yang dilakukan terhadap hewan laboratorium, terbukti paparan bromat dalam jumlah besar dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan efek sakit ginjal. Sedangkan paparan bromat tingkat tinggi dalam jangka panjang juga menyebabkan kanker seperti yang sudah diuji coba pada tikus,” kata Handajaya.

Tidak hanya itu, Handajaya juga mengingatkan bahwa kandungan bromat memang cukup berbahaya, karena jika dikonsumsi dalam jumlah besar konsumen juga akan mengalami gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, sakit perut hingga gangguan pendengaran.

Oleh karenanya, ia meminta para produsen makanan dan minuman diwajibkan untuk melaporkan secara berkala terkait kandungan kadar bromat tersebut. (ant/sya/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
31o
Kurs