Minggu, 5 Oktober 2025

BI Akui Rupiah Sudah Under Value

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Mirza Adityaswara Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia mengatakan depresiasi nilai tukar rupiah saat ini sudah di bawah level fundamentalnya (under value) karena tertekan sentimen eksternal dan internal.

“Kalau ditanya apakah pelemahannya sudah under value, memang iya. Mata uang kita melemahnya sebenarnya sudah berlebihan juga,” ujar Mirza saat diskusi di Jakarta, Rabu (18/3/2015) seperti dilansir Antara.

Mirza menjelaskan, faktor eksternal yang membuat rupiah terdepresiasi adalah rencana kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika The Fed tahun ini.

Stimulus moneter sebesar 20 persen dari PDB Amerika atau 3,8 triliun dolar AS akan ditarik perlahan oleh bank sentral AS itu dengan menaikkan suku bunga.

“Saat ini suku bunganya 0,25 persen. Dalam tiga tahun ke depan akan naik 2,5-3 persen, sementara itu suku bunga Eropa negatif, Jepang hanya nol koma sekian, China juga turun. AS ekonominya meningkat sendiri,” kata Mirza.

Mirza menuturkan, jika pada 1998 rupiah melemah terhadap semua mata uang, maka kini dolar AS menguat terhadap hampir semua mata uang negara-negara di dunia.

Di samping akibat menguatnya ekonomi AS, pelemahan rupiah juga disebabkan faktor fundamental Indonesia sendiri di mana permintaan terhadap dolar AS melebihi suplai.

“Kita tahu kurs itu adalah supply and demand (pasokan dan permintaan) terhadap dolar, ekonomi kita ini sayangnya demand dolarnya lebih besar dari pada supply,” ujar Mirza.

Berdasarkan kurs JISDOR Bank Indonesia, nilai tukar rupiah hari ini kembali menguat menjadi Rp13.164 per dolar AS, dari sehari sebelumnya Rp13.209 per dolar AS. (ant/dwi/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Minggu, 5 Oktober 2025
33o
Kurs