Selasa, 30 April 2024

Gaya Hidup Vegan Diklaim Mampu Selamatkan Bumi dari Pemanasan Global

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Susanto Ketua Pengurus Indonesia Vegetarian Society Jatim. Foto: Baskoro suarasurabaya.net

Gaya hidup vegan diklaim mampu menyelematkan bumi dari pemanasan global (global warming). Susanto Ketua Pengurus Indonesia Vegetarian Society Jatim mengatakan, hal ini karena gas metana yang dihasilkan peternakan menjadi penyumbang utama pemanasan global. Ia menambahkan, jika permintaan daging bisa diturunkan secara drastis, otomatis pemanasan global dapat dicegah.

Ia menambahkan, PBB pernah merilis data bahwa peternakan menjadi menyumbang pemanasan global terbesar mengalahkan industri dan kendaraan bermotor. Berdasarkan data UN’s Intergovernmental Panel for Climate Change (IPCC) tahun 2015, sebanyak 16 persen gas metana di udara menjadi salah satu penyumbang gas rumah kaca yang ada.

“Kenapa peternakan? Jumlah manusia di dunia 7 miliar lebih saat ini. Tapi jumlah ternak yang dikonsumsi oleh manusia dari 50 tahun lalu sampai sekarang berkembangnya luar biasa. Ternak sapi saja di dunia ada 10 miliar. Kalau kumpulin semua ternak, dari ayam, sapi, unggas, di total 50 miliar ekor per tahun,” ujarnya ketika ditemui di Vegan Festival Indonesia yang digelar di Grand City Convex, Surabaya pada Kamis (16/1/2020).

Banyaknya jumlah hewan ternak ini bermasalah. Sebab, kotoran dari hewan-hewan ini akan menghasilkan gas udara yang terlepas ke udara. Gas Metana akan merusak lapisan ozon dan mengikat panas.

“Ketika panas masuk ke bumi, waktu keluar ditahan oleh gas metana. Gak bisa keluar. Ini jadi pemanasan global. Daya rusak ini, lebih bahaya daripada CO dari kendaraan dan industri. Dia lebih besar pengaruhnya, semakin banyak kita beternak dan mengonsumsi daging, makin rusak bumi. Secara dunia, ingin menekan jumlah daging dunia, untuk menyelamatkan bumi,” jelasnya.

Ia menambahkan, saat ini gaya hidup vegan makin diminati di Surabaya. Hal ini, menurutnya bisa dilihat dari makin banyaknya restoran vegan yang berdiri. Tak hanya itu, jika dilihat dari event Vegan Festival yang ia buat sejak 2012 lalu, jumlah pengunjung yang hadir makin tinggi.

“Dulu ketika tahun 2012, pertama bikin sekitar 3 ribuan. Sampai tahun lalu, sudah mencapai 25 ribu orang, tahun 2019. Tahun ini semoga 30ribu orang,” katanya. (bas/iss/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 30 April 2024
32o
Kurs