Selasa, 13 Mei 2025

Keterbatasan Fisik Muayatur Rohmah Tak Halangi Niat Ibadah ke Tanah Suci

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Muayatur Rohmah jemaah haji disabilitas asal Kabupaten Jember yang tergabung dalam kloter 32 saat berada di Asrama Haji. Foto: Media Centre Haji.

Wajah Muayatur Rohmah nampak berseri saat tiba di Asrama Haji Embarkasi Surabaya pada, Sabtu (10/5/2025). Dengan keterbatasan fisiknya, ia seolah tak percaya impian menjadi tamu Allah SWT di Tanah Suci bisa terwujud tahun ini.

Perempuan 77 tahun itu merupakan jemaah haji disabilitas yang tidak memiliki dua kaki. Ia berasal dari Kabupaten Jember yang tergabung dalam kloter 32.

“Alhamdulilah atas segala limpahan karunia dari Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk berhaji di Tanah Suci,” tutur wanita asal Kecamatan Mumbulsari, Jember ini.

Dalam kesehariannya, Muayatur bekerja sebagai tukang jahit. Ia mengumpulkan rupiah demi rupiah selama bertahun-tahun supaya impian terbang ke Tanah Suci bisa terwujud suatu hari nanti.

Selain menjahit, Muayatur juga memiliki sepetak sawah yang ia sewakan. Uang hasil sewa itu selain dipakai keperluan sehari-harinya juga disisihkan untuk tabungan haji.

Akhirnya pada 2012 Muayatur bisa mendaftar haji bersama sepupunya dengan tabungan rupiah demi rupiah yang ia sisihkan bertahun-tahun.

“Punya uang 50 ribu, 100 ribu atau berapapun itu, saya tabung sedikit demi sedikit, dengan niat dapat mendaftar haji,” tuturnya.

“Suami saya sudah tiada, kebetulan juga saya ada keponakan yang sudah saya rawat dari kecil hingga sekarang sudah berumah tangga. Pendapatan dari menjahit tidak tentu. Alhamdulillah masih ada sebidang sawah yang meskipun ukurannya tidak terlalu luas tetapi sangat membantu saya,” sambungnya.

Meskipun memiliki keterbatasan fisik, Muayatur menunjukkan kemandirian yang luar biasa, ia tak mau merepotkan orang-orang dekatnya.

Perempuan 77 tahun itu bahkan mampu masuk ke dalam bus menuju Bandara Internasional Juanda menggunakan kedua lututnya sebagai tumpuan pada, Minggu (12/5/2025), meski sebelumnya dibantu petugas menggunakan kursi roda dari kamar ke depan pintu masuk bus.

“Saya masih punya semangat walaupun kondisi saya seperti ini. Saya tidak ingin merepotkan sepupu saya yang setia menemani saya selama perjalanan ini. Semua saya niatkan untuk ibadah kepada Allah,” tegasnya.

Sementara itu Sugiyo Plh. Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya, menjelaskan bahwa disabilitas fisik bukan penghalang untuk menunaikan ibadah haji.

“Tuna daksa tidak menghambat untuk berangkat haji karena ada pendampingan, petugas tetap membantu. Syarat utamanya adalah sehat secara fisik dan psikologis, sehingga bisa menjalankan ibadah haji sesuai syariat,” ujarnya.

Sugiyo juga mengapresiasi semangat dan keteguhan Muayatur karena sangat memotivasi jemaah lain yang memiliki keterbatasan fisik. “Saya pikir ini motivasi yang luar biasa, apalagi di masyarakat Jember, ibadah haji merupakan hal yang sakral,” ungkapnya. (wld/bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Mobil Terbakar Habis di KM 750 Tol Sidoarjo arah Waru

Kecelakaan Dua Truk di KM 751.400 Tol Sidoarjo arah Waru

Surabaya
Selasa, 13 Mei 2025
26o
Kurs