
Lukman Leong analis mata uang menyatakan, penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan pada Rabu (14/5/2025) pagi, menguat sebesar 45 poin atau 0,27 persen menjadi Rp16.582 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.627 per dolar AS.
“Rupiah dibuka menguat terhadap dolar AS yang melemah cukup besar setelah data inflasi AS yang dirilis semalam lebih rendah dari perkiraan,” ujarnya dilansir dari Antara.
Secara month to month (MoM), inflasi inti dan inflasi umum AS naik 0,2 persen dari perkiraan 0.3 persen. Adapun inflasi umum year on year (YoY) naik 2,3 persen dari perkiraan 2,4 persen.
Sebagaimana dikutip dari Xinhua, Indeks Harga Konsumen (IHK) barang dan jasa meningkat 0,2 persen secara musiman pada bulan April 2025 setelah turun 0,1 persen pada Maret 2025.
“Dari domestik, investor menantikan data penjualan ritel yang diperkirakan akan tumbuh 3,3 persen, lebih baik dari bulan sebelumnya 2 persen,” ucapnya.
Berdasarkan faktor tersebut, Lukman memprakirakan kurs rupiah hari ini berkisar Rp16.500-Rp16.600 per dolar AS. (ant/bel/saf/ipg)