
Pasien jantung koroner, semakin tahun menunjukkan tren berbeda, yang mana saat ini mulai dijumpai adanya pasien muda.
Dokter (dr.) Ridwan Tjahjadi Lembong President Director Heartology Cardiovascular Hospital menerangkan, banyaknya pasien muda yang mengalami jantung koroner, diakibatkan oleh perubahan lifestyle.
“Dulu mungkin baru cuci darah di atas usia 40 atau 50 tahun. Tapi sekarang makin lama makin muda,” katanya, Sabtu (28/6/2025).
Menurutnya, tren ini memiliki dua makna berbeda. Pertama, masyarakat sudah mulai aware untuk melakukan screening. Sementara yang kedua, menunjukkan bahwa anak-anak muda juga bisa terkena jantung koroner.
“Soal perubahan lifestyle, kami melihatnya karena makanannya tidak terkontrol. Banyak konsumsi fast food (siap saji), atau yang tinggi kolestrol. Terus olahraga juga kurang karena alasan pekerjaan,” jelasnya.
Berdasar data pasien di Heartology Hospital, dr. Ridwan menyebut pasien paling muda yang pernah ditangani berusia kurang lebih 35 tahun. “Antara 32 atau 35 tahun. Pokoknya di bawah 40 tahun,” katanya.
Selain itu, dr. Ridwan mengaku tidak bisa memungkiri bahwa selain karena adanya perubahan lifestyle, penyakit jantung koroner juga disebabkan oleh genetik atau keturunan.
Dari 450 kasus jantung, lanjut dr Ridwan, hampir 50 persen di antara pasien itu menderita jantung koroner. “Kalau dihitung per bulan, kami biasa tangani sekitar 50 sampai 60 kasus,” ungkapnya.
Meski begitu, dr. Ridwan mengatakan bahwa hingga saat ini, dia belum menemukan adanya peningkatan permintaan pemasangan ring untuk kasus jantung koroner.
“Kalau peningkatan, sebenarnya angkanya masih sama seperti dulu. Kalau dari segi statistik, ya cuma 10-15 persen. Tapi, mungkin karena kami lebih dikenal sebagai spesialis jantung, jadi kami lebih sering menjadi rujukan,” tandasnya.(kir/bil/faz)