Sabtu, 9 Agustus 2025

Film Drama Perang Believe Tembus 800 Ribu Penonton di Bioskop

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Cuplikan salah satu adegan dalam film "Believe – Takdir, Mimpi, Keberanian". Foto: Antara.

Film drama perang bertema nasionalisme “Believe – Takdir, Mimpi, Keberanian” telah disaksikan 830.808 penonton sejak penayangan perdananya di bioskop.

Data tersebut tercatat di Cinepoint.com dan filmindonesia.or.id, menjadikan Believe sebagai salah satu film bertema perjuangan dengan jumlah penonton tertinggi dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia.

Celerina Judisari Produser Believe mengatakan film ini dirancang untuk menghadirkan gambaran pertempuran yang realistis, baik dari segi cerita maupun teknis produksi.

“Kami ingin penonton merasakan atmosfer medan perang yang sesungguhnya. Itu menuntut komitmen tinggi dari seluruh tim produksi,” ujarnya dalam keterangannya yang dikutip Antara, Sabtu (9/8/2025).

Menurut Celerina, genre perjuangan dan nasionalisme memiliki tantangan tersendiri di pasar film nasional.

Sejumlah judul bertema serupa, termasuk yang mengangkat kisah tokoh besar seperti Soekarno atau Kartini, belum mampu menembus angka satu juta penonton.

Sementara itu, film bergenre horor dan drama masih menjadi pilihan utama mayoritas penonton bioskop.

Para pemeran Believe menyambut baik capaian penonton tersebut. Wafda Saifan, pemeran Serka Dedi, mengatakan proses syuting memerlukan usaha fisik yang besar.

“Saya sampai digantung 20 meter demi adegan terjun payung. Senang hasilnya diapresiasi,” katanya.

Sementara itu Ajil Ditto, pemeran Kapten Agus, menuturkan ia sampai harus menurunkan berat badan hingga 13 kilogram dalam satu bulan untuk mempersiapkan peran.

“Kerja keras kami terasa terbayar,” tuturnya.

Penayangan Believe bertepatan dengan bulan peringatan kemerdekaan RI, yang dinilai para pemeran relevan dengan tema cerita. Wafda berharap film ini dapat bertahan di layar hingga akhir Agustus.

Dukungan juga datang dari publik figur, termasuk personel Project Pop yang menonton bersama di Jakarta. Yosi Mokalu menilai sinematografi dan adegan aksi dalam film tersebut disajikan dengan baik. “Rasanya seperti perang betulan,” katanya.

Udjo menambahkan, “Ternyata ada produser Indonesia yang berani mengangkat tema perang dengan standar produksi tinggi.” (ant/ata/bil/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Sabtu, 9 Agustus 2025
29o
Kurs