
Amran Sulaiman Menteri Pertanian (Mentan) mengatakan pemerintah menarget seluruh stok beras pada akhir 2025 ini, semuanya berasal dari produksi dalam negeri. Ia memastikan beras impor yang masuk pada akhir 2024 akan segera disalurkan sebelum akhir tahun ini.
“Stok yang umurnya agak tinggi ini akan kami habiskan, sehingga stok di akhir tahun nanti adalah semuanya produksi dalam negeri, tidak ada beras impor,” kata Amran dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR RI di Senayan, Jakarta, Kamis (14/8/2025).
Penyaluran stok lama ini juga merupakan tindak lanjut dari anjuran Titiek Soeharto Ketua Komisi IV DPR RI, agar beras yang sudah berusia hampir satu tahun segera dikeluarkan untuk menjaga kualitas beras yang beredar di masyarakat.
Amran memastikan langkah tersebut akan membuat kualitas beras di gudang Bulog tetap terjaga. “Jadi berasnya masih segar,” ujarnya seperti dilansir Antara.
Pemerintah, lanjut Amran, sudah menyiapkan stok beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebesar 1,3 juta ton yang akan digelontorkan pada periode Juli–Desember 2025. Penyaluran SPHP itu bertujuan menjaga ketersediaan beras sekaligus menekan harga di pasaran.
“Operasi pasar sekarang sudah mencapai kurang lebih hariannya 6 ribu ton per hari. Sekarang sudah terjadi penurunan harga, dan insyaallah ke depan kami siapkan stok tertinggi, 1,3 juta ton,” jelasnya.
Amran sebelumnya mencatat dari total 1,7 juta ton stok lama, sebanyak 1,5 juta ton akan segera dikeluarkan. Ia menilai sebagian stok lama tersebut masih tergolong layak konsumsi, sebab ada beras impor yang masuk pada Desember 2024 hingga Januari 2025.
Meski begitu, Amran menegaskan penyaluran beras SPHP dilakukan dengan selektif. Distribusi tidak akan diberikan ke daerah dengan harga beras yang sudah rendah. Untuk beras dengan kualitas buruk, baik impor maupun produksi dalam negeri, pemerintah tidak akan menyalurkannya kepada masyarakat.
“Beras yang kualitasnya tidak layak konsumsi akan dijual untuk pakan ternak,” tegasnya. (ant/bil/ham)