Selasa, 26 Agustus 2025

Forum Pembauran Kebangsaan Kota Surabaya Menyatakan Sikap Pascabentrok 2 Kelompok di Jalan Embong Malang

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
FPK menyatakan sikap pascabentrok dua kelompok massa di Jalan Embong Malang, Surabaya. Pernyataan sikap ini difasilitasi Pemkot Surabaya, Senin (25/8/2025). Foto: Meilita Elaine suarasurabaya.net

Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Surabaya menyatakan sikap pascabentrok dua kelompok massa yang sempat di Jalan Embong Malang pada Minggu (24/8/2025).

Hoslih Abdullah Ketua FPK Kota Surabaya menyatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi untuk mempercepat penyelesaian konflik antar dua kelompok massa kemarin.

“Karena itu sudah menjadi persoalan hukum jadi ditangani oleh aparat penegak hukum. Tapi karena itu ada suku-suku ya kami berupaya untuk mengkoordinasikan untuk menambah lebih cepat persoalan itu bisa bisa selesai dengan baik,” katanya dalam konferensi pers di Kantor Diskominfo Kota Surabaya, Senin (25/8/2025).

Soal penyebab detil bentrok kedua kelompok massa, Hoslih tidak mengetahui.

“Penyebab persis tidak tahu ya. Tapi karena ada keterlibatan menyebut nama suku, ya kami berupaya menghubungi para tokoh sesepuh yang ada di FPK Kota Surabaya,” ujarnya.

Meski membenarkan sudah meredam konflik antardua kelompok kemarin, tapi ia menepis deklarasi hari ini semata-mata karena kejadian bentrok kemarin.

“Deklarasi ini bukan karena muncul permasalahan itu tapi memang sudah rencana program lama yang bisa dilaksanakan hari ini dan situasinya seperti ini,” ungkapnya.

Total FPK membawa perwakilan dari 21 suku anggotanya dalam deklarasi.

“Macam-macam dari Suku Manggarai, Sumba, Bima, Rote, Jawa, Bali, Madura, dan lain-lain,” imbuhnya.

Sementara Tundjung Iswandaru Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Surabaya memastikan tetap rutin komunikasi dengan FPK untuk mengantisipasi kejadian berulang.

“Apa yang menjadi isu-isu di masing-masing suku, apa yang bisa diperbuat oleh pemkot, terkait apapun, lapangan pekerjaan, terkait dengan dengan apa namanya? kehidupan sosial ekonomi. Nah, isu-isu apa yang berkembang di masing-masing suku. Jadi, kita komunikasikan karena tentunya dalam kehidupan bermasyarakat adalah sedikit gesekan-gesekan. Nah, ini kita antisipasi agar tidak menjadi besar. Kan begitu,” paparnya.

Berikut lima poin isi pernyataan sikap FPK:

1. Menjadikan Surabaya sebagai rumah kita bersama, tempat seluruh warga tanpa memandang asal-usul, agama, budaya, bahasa, dan status sosial dapat hidup berdampingan secara damai, setara, dan bermartabat.

2. Meneguhkan semangat kebhinekaan sebagai kekuatan utama membangun kota yang maju, humanis, dan berkeadilan, serta menolak segala bentuk diskriminasi, intoleransi, dan kekerasan berbasis identitas.

3. Menguatkan dialog, kolaborasi, dan gotong-royong di antara seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kohesi sosial dan mencegah potensi perpecahan.

4. Mendorong peran aktif pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan generasi muda dalam memperkuat budaya toleransi serta mengedepankan kepentingan terbaik masyarakat Surabaya.

5. Mengajak seluruh warga Surabaya untuk menjaga kota ini sebagai ruang hidup yang aman, nyaman, sejahtera, dan ramah bagi semua, sehingga Surabaya benar-benar menjadi “Rumah Kita” yang membanggakan. (lta/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Selasa, 26 Agustus 2025
25o
Kurs