Kamis, 25 September 2025

BGN Siapkan Miliaran Dana untuk Tanggung Seluruh Biaya Pengobatan Akibat Keracunan MBG

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Dadan Hindayana Kepala Badan Gizi Nasional (kiri) meninjau para siswa yang keracunan MBG di Bandung Barat, Jawa Barat, pada Selasa (23/9/2025). Foto: Antara

Badan Gizi Nasional (BGN) menyatakan bertanggung jawab menanggung seluruh biaya pengobatan akibat keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Nanik S. Deyang Wakil Kepala BGN menyebut, pihaknya sudah menyiapkan anggaran khusus yang nilainya mencapai miliaran rupiah untuk menanggung biaya pengobatan akibat keracunan MBG.

“Kita punya dana, ada yang kita ambilkan dari operasional, kejadian luar biasa, dan macam-macam itu pasti kita sediakan full dari BGN. Semua ditanggung (biaya pengobatan), contoh di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, ada tagihan Rp350 juta dari rumah sakitnya, kita bayar semua, bahkan kemarin berapa miliar sudah kita siapkan,” kata Nanik di Cibubur, Jawa Barat, Kamis (25/9/2025).

Pihak BGN menyatakan tidak membebankan sepeserpun biaya pengobatan kepada pihak orang tua, sekolah, maupun pemerintah daerah untuk kasus-kasus keracunan MBG.

“Kita enggak membebani apapun pada orang tua atau kepada pemerintah daerah, jadi nanti tinggal pihak rumah sakit memanggil kami ke BGN,” ujar dia.

Nanik juga menegaskan pihaknya telah menerapkan standar operasional baru di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yakni seluruh koki harus memiliki sertifikat dari lembaga resmi, baik dari asosiasi koki maupun lembaga pangan resmi untuk menekan kasus-kasus keracunan MBG.

“Kalau di dunia chef itu ada berbagai asosiasi, lembaga pangan, biasanya dari asosiasi chef sendiri mereka ini sebetulnya chef-chef yang sudah kerja, misalnya di restoran-restoran itu sudah punya sertifikasinya karena mereka harus punya sertifikat, kalau enggak punya maka nggak boleh masuk, nah kalau yang enggak punya sertifikasi ini dia biasanya mengikuti tes dulu, pendidikan dulu, tiga bulan lalu mereka bisa memperoleh sertifikasi,” paparnya.

Sementara itu, untuk menangani kasus keracunan MBG, BGN telah memberhentikan sementara SPPG yang terbukti melanggar standar operasional prosedur (SOP) mulai dari sanksi pemberhentian operasional hingga pemberhentian kepala SPPG.

“SPPG diberhentikan dan kepala SPPG juga diberhentikan. Kami serius menangani hal ini, langsung kita tutup, kita akan tegas dalam hal ini dan tidak main-main lagi karena semua kalau mengikuti petunjuk teknis, dapur ini sangat higienis dan tidak mungkin terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” tuturnya.

Nanik juga menekankan, satu nyawa sangat berharga. Oleh karena itu, BGN dengan tegas akan menutup operasional MBG seperti kejadian KLB di Bandung Barat yang mengakibatkan ribuan siswa keracunan.

“Kita sudah kerja sama dengan kepolisian, Badan Inteligen Negara (BIN), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dinas kesehatan. Di Bandung Barat ada dua dapur, pemiliknya satu yayasan, ini kita lagi investigasi, dapur sudah ditutup. Satu nyawa pun BGN sangat perhatian, satu nyawa sangat berarti bagi kami,” ucap Nanik.(ant/wld/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Kamis, 25 September 2025
29o
Kurs