Senin, 6 Oktober 2025

Transfer Pusat Berkurang Rp730 M, Pemkot Surabaya Siapkan Skema Pembiayaan

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya dan Adi Sutarwijono Ketua DPRD Kota Surabaya saat rapat paripurna, Rabu (9/7/2025). Foto: Diskominfo Kota Surabaya

Dana transfer dari pemerintah pusat tahun 2026 berkurang Rp730 miliar, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan skema pembiayaan.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, pembiayaan itu bentuk inovasi yang dilakukan.

“Tahun 2026 itu berkurang Rp730 miliar. Karena itulah teman-teman pemerintah kota ini harus melakukan inovasi. Jadi yang seperti kami lakukan pembiayaan, kami sampaikan, itu sebenarnya adalah inovasi yang kami lakukan,” ujarnya lewat keterangan pers dikutip, Senin (6/10/2025).

Eri menyebut pembangunan yang dikerjakan lebih awal pada 2026 akan lebih efisien dari pada dilakukan bertahap hingga 2029.

“Ketika ada pekerjaan yang di tahun (2026) sampai dengan 2029, kami bandingkan dengan kami kerjakan di tahun 2026, tapi kami bandingkan dengan setelah itu kami cicil, kami bandingkan dengan yang dikerjakan di tahun 2026, 2027, 2028, 2029, maka ini selisihnya Rp50 miliar. Lebih murah yang kami kerjakan di tahun 2026 dengan dicicil, itu yang pertama,” paparnya.

Selain efisiensi, Eri menyebut pembangunan infrastruktur juga mendorong kenaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Misalnya wilayah Wiyung, Gunung Sari, dan Banyu Urip yang akan terdampak positif ketika proyek jalan selesai.

“Ketika tahun 2026 sudah dikerjakan, maka secara otomatis ketika ada pekerjaan jalan seperti Wiyung, diversi Gunungsari, di Banyu Urip, maka NJOP-nya akan naik. Maka di situ tahun 2028 ada lonjakan sekitar Rp500 miliar untuk perubahan NJOP, untuk lokasi-lokasi yang sudah menjadi besar,” katanya.

Pemkot Surabaya juga menyiapkan strategi lain dengan mengoptimalkan aset daerah.

“Kami juga akan melakukan penyewaan aset. Aset kami bagi pada yang digunakan untuk padat karya, untuk kepentingan masyarakat, tapi juga harus ada yang kami sewakan. Agar apa? Agar ada pemasukan. Rp730 miliar ini juga bukan hal yang kecil,” tegasnya.

Soal penerimaan dari opsen pajak, ia menilai belum memberikan dampak signifikan meski persentasenya naik.

“Seperti juga opsen (pajak) kan juga ada rumusan sendiri. Jadi meskipun kami ini diberikan 66 persen, sejatinya tidak jauh dari 30 persen. Kalau dihitung cuma 35 persen, karena ada lagi peraturan yang mengatur bagaimana untuk pemerataan. Sehingga walaupun 66 persen, dapatnya seperti tahun kemarin hanya naik Rp200 miliar. Sehingga ini yang harus kami tutup,” jelasnya.

Dengan perhitungan itu, Pemkot Surabaya memperkirakan pendapatan 2026 berkurang hingga Rp1 triliun.

Namun, Eri memastikan berbagai program prioritas, terutama pada sektor pendidikan, tetap berjalan.

“Meskipun kami ada potongan, insyaAllah di tahun depan, anggaran untuk pendidikan, untuk beasiswa Pemuda Tangguh Surabaya, khusus untuk keluarga yang memang kami utamakan untuk keluarga miskin dan pra-miskin, satu rumah, anaknya saya satu ambil, saya kuliahkan sampai lulus. Yang SMA, maka kami ambil satu, maka kami berikan bantuan Rp3,5 juta setahun,” terangnya.

Salah satunya program beasiswa yang diharapkan bisa membantu anak-anak keluarga tidak mampu di Surabaya di sekolah swasta tanpa terbebani biaya tambahan.

“Sehingga harapan ketika sekolah swasta nanti menerima anak Surabaya yang SMA, sudah dapat BOPDA (Bantuan Operasional Pendidikan Daerah) dan BOSNAS (Bantuan Operasional Sekolah Nasional) dari pusat dan provinsi, maka tidak ada lagi uang gedung dan lain-lain. Nanti kami akan koordinasi dengan provinsi,” tandasnya. (lta/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Senin, 6 Oktober 2025
29o
Kurs