Rabu, 8 Oktober 2025

BPS Surabaya Catat Penurunan Kemiskinan Jadi 3,56 Persen Tahun 2025

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Arrief Chandra Setiawan Kepala BPS Kota Surabaya. Foto: Kominfo Jatim

Badan Pusat Statistik (BPS) Surabaya mencatat penurunan kemiskinan menjadi 3,56 persen tahun 2025.

Per Maret 2025, jumlah penduduk miskin di Surabaya mencapai 105,09 ribu jiwa.

Angka itu menurun 11,53 ribu jiwa dibandingkan dengan Maret 2024 yang mencapai 116,62 ribu jiwa.

Secara persentase, penduduk miskin di Kota Surabaya mengalami penurunan sebesar 0,4 persen poin dari 3,96 persen pada bulan Maret 2024, menjadi 3,56 persen pada bulan Maret 2025.

Arrief Chandra Setiawan Kepala BPS Kota Surabaya mengatakan, garis kemiskinan di Surabaya pada Maret 2025 tercatat sebesar Rp775.597 per kapita per bulan, naik 4,43 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Dengan rata-rata 4,83 anggota dalam rumah tangga miskin, maka batas garis kemiskinan per rumah tangga mencapai sekitar Rp3,74 juta per bulan,” ungkapnya lewat keterangan pers Diskominfo Kota Surabaya.

BPS juga mencatat perbaikan pada Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) yang turun dari 0,65 menjadi 0,41, serta Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) yang turun dari 0,16 menjadi 0,11.

“Artinya, rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan dan kesenjangan antar penduduk miskin semakin menyempit,” kata Arrief, Rabu (1/10/2025).

Arrief juga menyebutkan, selama periode 2015–2025, angka kemiskinan Surabaya menunjukkan tren menurun.

Pada 2015, jumlah penduduk miskin tercatat 165,72 ribu jiwa atau 5,82 persen, sementara pada 2025 turun menjadi 105,09 ribu jiwa atau 3,56 persen.

Beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan kemiskinan di Surabaya, diantaranya yakni terkendalinya inflasi mencapai 0,63 persen pada Maret 2024–Maret 2025.

Selain itu, berbagai program bantuan pemerintah, mulai dari BLT, BPNT, PKH, subsidi listrik, hingga bantuan pendidikan dan modal usaha juga menjadi faktor turunnya angka kemiskinan di Surabaya.

“Upaya pembangunan dan berbagai intervensi sosial ekonomi tidak hanya menekan jumlah penduduk miskin, tetapi juga memperbaiki kualitas hidup mereka,” tandasnya. (lta/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Rabu, 8 Oktober 2025
33o
Kurs