Senin, 10 November 2025

Pertamina Kaji Bioetanol dari Gula Aren untuk Diversifikasi Energi

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Simon Aloysius Mantiri Direktur Utama Pertamina menjawab pertanyaan wartawan saat dia tiba di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Jumat (19/9/2025) untuk menghadap Prabowo Subianto Presiden. Foto: Antara

Simon Aloysius Mantiri Direktur Utama Pertamina mengungkapkan rencana untuk mengembangkan bioetanol dengan bahan baku gula aren bersama Kementerian Kehutanan di Jawa Barat.

“Di Jawa Barat itu kemungkinan dengan aren, ya. Pokoknya semua potensi kami kejar terus,” ujar Simon ketika ditemui setelah melantik anggota Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin (10/11/2025).

Simon menyampaikan, saat ini sedang berlangsung kajian untuk membuat bioetanol berbahan baku gula aren. Langkah itu ditempuh oleh Pertamina sebagai upaya diversifikasi energi.

Mengingat banyaknya bahan baku bioetanol, seperti tebu, singkong, gula aren, jagung, dan lain-lain, Simon mengatakan kajian yang dilakukan oleh Pertamina bertujuan untuk mencari bahan baku dengan harga terbaik.

“Transisi energi itu salah satu tantangan utamanya adalah masalah harga. Bagaimana pun juga, affordability is king. Keterjangkauan itu yang paling utama,” ucap Simon dilansir dari Antara.

Apabila dari kajian tersebut memunculkan hasil positif, maka Simon tidak menutup kemungkinan produk Pertamax Green nantinya akan menggunakan gula aren.

Adapun daerah-daerah yang sudah menghasilkan gula aren secara alami, yakni Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Kalimantan.

“Tentunya kalau untuk rencana memperluas skalanya, kita perlu penanaman juga di tempat lain. Sekarang, kami memanfaatkan yang sudah ada, di Jawa Barat,” kata Simon.

Sebelumnya, pada Mei 2025, Raja Juli Antoni Menteri Kehutanan (Menhut) melakukan peninjauan Kebun Aren di Dusun Cisarua, Garut, Jawa Barat.

Pohon aren sendiri dapat berfungsi sebagai ketahanan pangan dan energi. Aren dapat menghasilkan bioetanol yang baik dan berkontribusi dalam upaya swasembada energi.

Berdasarkan perhitungan di atas kertas, lanjut Raja Juli, dari satu hektare tanaman aren apabila tumbuh dengan baik, bisa memproduksi 24 ribu liter bioetanol.

“Kita punya banyak lahan dan petani yang bisa mengelola dengan baik. Kalau kita bisa menanam 1,2 juta hektare aren maka kita akan swasembada energi. Pak Presiden Prabowo Subianto sudah memerintahkan tahun ini menanam 300 ribu hektare,” tuturnya.

Sedangkan Bahlil Lahadalia Menteri ESDM menyampaikan, Prabowo Subianto Presiden RI menyetujui mandatori campuran etanol sepuluh persen untuk bahan bakar minyak (BBM), dalam rangka mengurangi emisi karbon dan ketergantungan terhadap impor BBM.

Ia menyampaikan bahwa untuk mengimplementasikan E10 pada 2027, dibutuhkan bahan baku etanol sebesar 1,4 juta kiloliter (KL). Bahlil mengupayakan agar kebutuhan etanol itu dapat dipenuhi oleh pabrik di dalam negeri, tanpa harus mengimpor etanol.

Oleh karena itu, Bahlil menekankan pentingnya pembangunan pabrik etanol, baik yang dihasilkan dari singkong, jagung, maupun tebu. (ant/saf/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Senin, 10 November 2025
24o
Kurs