Sabtu, 27 Desember 2025

Rumah Nenek Elina Dirobohkan Oknum Ormas, Eri Cahyadi Tegaskan Usut Tuntas

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya ketika diwawancarai awak media setelah melakukan pengarahan ruas jalan di Gedung sawunggaling, Senin (17/11/2025). Foto: Dokumen suarasurabaya.net

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menjadikan kasus perobohan rumah Elina Widjajanti (80) di kawasan Dukuh Kuwukan sebagai perhatian serius. Peristiwa yang diduga melibatkan oknum organisasi masyarakat (ormas) itu ditegaskan harus diusut hingga tuntas melalui jalur hukum.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyatakan, sebelum kasus ini viral di media sosial, pihak kecamatan sudah bergerak dan kasus tersebut telah dilaporkan ke Polda Jawa Timur.

Eri menegaskan, tak ada toleransi terhadap tindakan main hakim sendiri di Kota Pahlawan. Ia menegaskan, penegakan hukum harus berjalan tegas dan tanpa kompromi, terlebih jika menyasar warga lanjut usia.

“Kejadian ini sudah ditangani Polda Jawa Timur. Sebelum viral sudah dilaporkan karena sudah ditangani pihak kecamatan. Saya secara pribadi akan berkoordinasi dengan Polda agar masalah ini menjadi atensi khusus dan segera diselesaikan. Harus ada kejelasan hukum karena yang salah ya, harus dihukum,” tegas Eri Cahyadi dalam keterangan resminya Sabtu (27/12/2025).

Menurutnya, ketegasan hukum sangat penting untuk menjaga kepercayaan warga Kota Surabaya. Jika tindakan semena-mena terhadap lansia dibiarkan tanpa sanksi, warga akan merasa tidak aman tinggal di kotanya sendiri.

Sebagai langkah preventif jangka panjang, Pemkot Surabaya bersama TNI dan Polri akan segera membentuk Satgas Anti-Preman. Satgas ini tidak hanya melibatkan aparat keamanan, tetapi juga merangkul tokoh-tokoh dari berbagai suku yang ada di Kota Surabaya.

“Insyaallah kita buatkan tempat di Pemkot Surabaya untuk Satgas Anti-Preman. Surabaya harus aman. TNI, Polri, dan seluruh elemen suku akan bergabung. Siapa pun yang melakukan premanisme akan ditindak dan dihilangkan dari kota ini,” ujarnya.

Eri juga juga berencana mengumpulkan seluruh ketua ormas dan tokoh suku yang tinggal di Kota Surabaya pada momen malam tahun baru atau awal Januari 2026. Pertemuan tersebut, bertujuan untuk menyamakan visi dalam menjaga kondusivitas kota.

“Kita ini warga Surabaya, mau suku apa pun, jangan sampai terpecah belah. Kita tidak boleh berbuat semena-mena atau menipu sesama warga Surabaya. Kalau ada yang tidak benar, ayo kita lawan bareng-bareng secara hukum,” kata Eri Cahyadi.

Terkait kondisi nenek yang rumahnya dirobohkan, Pemkot Surabaya tengah melakukan asesmen mengenai kebutuhan mendesak korban. Selain bantuan fisik atau tempat tinggal, Eri Cahyadi menekankan pentingnya pemulihan kondisi psikis korban.

“Yang paling penting adalah psikisnya. Kami juga menguatkan warga dan tetangga di sekitar lokasi. Surabaya boleh jadi kota besar, tapi jangan pernah kehilangan empati terhadap sesama. Harus saling menjaga dan menguatkan,” pesan Eri Cahyadi.

Ia juga menghimbau, agar warga tidak melakukan aksi-aksi anarkis atau benturan antarwarga sebagai reaksi atas kejadian ini. Eri Cahyadi meminta masyarakat mempercayakan penyelesaian kasus sepenuhnya kepada pihak kepolisian sambil terus mengawal prosesnya hingga tuntas. (saf/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Sabtu, 27 Desember 2025
25o
Kurs