Rabu, 24 April 2024

Produsen Mainan Minta BSN Perkuat SNI

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
APMI berharap BSN terus memperkuat SNI mainan dalam rangka perkembangan update komunitas internasional. Foto: humas BSN

Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia (APMI) berharap Badan Standardisasi Nasional (BSN) melalui Standar Nasional Indonesia (SNI) terus mengembangkan standar keamanan terupdate yang selaras dengan komunitas internasional.

Apalagi khusus untuk produk mainan anak, bagi Hary Tio Wakil Sekjen APMI sekaligus Direktur Utama PT. Sinar Harapan Plastik (SHP), ini tidak hanya menyangkut urusan daya saing produk nasional tetapi juga melindungi anak-anak Indonesia dari resiko kecelakaan atas penggunaan mainan.

Hary menyampaikan itu pada Pembukaan Indonesia Product Expo 2019 di Cihampelas Walk, Bandung, Kamis (14/11/2019).

Keikutsertaan PT. Sinar Harapan Plastik (SHP) dalam Expo adalah atas undangan Badan Standardisasi Nasional (BSN) karena BSN menilai perusahaannya adalah satu role model industri mainan anak di Indonesia yang konsisten dalam menerapkan SNI.

Lebih lanjut Hary mengatakan, tantangan BSN ke depan dalam mendorong industri mainan untuk konsisten menerapkan SNI dan ikut mempromosikan SNI sebagai salah satu tools penting dalam memberikan perlindungan konsumen, semakin besar.

“Peran BSN untuk terus mengembangkan standar-standar keamanan yang ter-update yang telah diterapkan dalam komunitas internasional, menjadi semakin penting. Kebijakan strategis BSN juga tentu mempengaruhi industri mainan di Indonesia seperti halnya SHP, dengan menerapkan SNI dapat terus bersaing dengan perusahaan-perusahaan manufaktur luar negeri,” terang Hary.

Kendati demikian, Hary melanjutkan, BSN sebagai benteng terdepan dalam menjaga industri dalam negeri dari serbuan produk-produk impor perlu melakukan inovasi-inovasi terbaru, sehingga produk-produk impor yang akan masuk ke Indonesia dapat dipastikan telah memenuhi standar keamanan terkini dan sudah melalui seleksi dan pengecekan yang ketat.

“Saya berharap BSN juga dapat melakukan pengawasan secara terpadu dengan instansi lainnya dalam mengawasi produk yang beredar di wilayah Indonesia melalui penerapan teknologi informatika yang telah berkembang sangat pesat,” kata Hary.

Penggunaan aplikasi (apps) yang dapat diunduh melalui mobile phone dengan teknologi QR Code Scanner sehingga data-data produk dapat langsung didapatkan informasinya secara langsung oleh konsumen dan konsumen pun secara langsung dapat menjadi pengawas di lapangan.

“Era revolusi industri 4.0 dilakukan serba digital dan efisien. BSN sebagai instansi pembina standardisasi di Indonesia harus mengembangkan aplikasi-aplikasi yang memudahkan stakeholder menggunakan layanan BSN,” lanjut Hary.

Hary menambahkan bahwa anggota APMI sendiri sudah berkomitmen untuk ikut serta dan terus bersama-sama mengembangkan Standar Nasional Indonesia (SNI).

“Asosiasi selalu mengedepankan kerjasama dengan buyer, investor dan supplier bahan baku industri mainan. Dengan hubungan ini, industri mainan di dalam negeri dapat meningkatkan daya saing secara global. Trend pasar, teknologi fabrikasi, ragam bahan baku, semuanya menjadi mudah terjangkau,” tambah Hary yang menjabat Wakil Sekjen APMI sejak 2012 hingga kini.

APMI berpandangan, sebagian masyarakat di kota-kota besar sebetulnya telah sadar SNI. Namun, umumnya masyarakat belum mengerti fungsi dan manfaat dari SNI. Oleh karenanya menurut Hary, pemerintah daerah bersama-sama dengan BSN dan pengusaha mainan perlu bekerjasama mensosialisasikan SNI.

“SHP sendiri terus menerapkan SNI secara totalitas untuk setiap produk mainan yang dihasilkan melalui program-program sistem manajemen mutu dan transformasi revolusi industri 4.0, di mana aplikasi dari kedua sistem tersebut dapat meningkatkan efisiensi produksi sekaligus produk yang berkualitas,” tegas Hary.

Sementara itu ditambahkan Denny Wahyudhi Kepala Bagian Humas Badan Standardisasi Nasional, bahwa promosi kelembagaan BSN dan pentingnya penggunaan produk ber-SNI menjadi program Humas BSN agar masyarakat semakin dekat dengan BSN.

“Indonesia Product Expo 2019 menjadi salah satu kesempatan kami lebih dekat ke masyarakat, dengan mengenalkan lembaga BSN, serta menyampaikan perkembangan SNI sebagai salah satu core dari produk BSN,” ujar Denny.

Sampai saat ini, BSN telah menetapkan SNI sejumlah 12.743 SNI. “Dari jumlah SNI tersebut sebanyak 17 SNI terkait Mainan Anak. Dari 17 SNI Mainan Anak, 5 SNI diberlakukan secara wajib oleh pemerintah,” pungkas Deny, Kamis (14/11/2019).(tok)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
28o
Kurs