Kamis, 18 April 2024
OPOP Jawa Timur

Pesantren Darussalam Trenggalek, Ruang Kreativitas Santri Mengelola Bahan Daur Ulang

Laporan oleh Achmad Zainal Alim
Bagikan
Para santri sedang menekuni kerajinan bahan daur ulang menjadi aneka bunga hias artifisial. Foto: Dok. Suarasurabaya.net

Mendengar kata sampah, sudah terbayang seperti apa di dalam kepala. Setumpuk kotoran sisa-sisa yang kebanyakan kotor dan tidak terpakai lagi. Namun tidak demikian yang kini ditekuni para santri di pondok Pesantren Darussalam Trenggalek.

Sampah membawa berkah. Mungkin itu jargon yang tepat, itulah yang menyemangati para santri Pondok Pesantren Darussalam, Sumberingin, Karangan, Kabupaten Trenggalek. Tas kresek bekas, yang biasanya dibuang di tempat sampah setelah dipakai, justru mendatangkan manfaat. Seperti yang diuturkan Anna Lailatul dan kawan-kawan.

Anna dengan tangkas menerangkan, bagaimana tas kresek bekas belanjaan disulap menjadi barang kerajinan bunga hias berbagai jenis. Kerajinan bunga dari daur ulang tas kresek itu, terlihat mirip sekali dengan bunga asli.

“Di pondok banyak sekali plastik bekas, bekas apa saja. Terus kita buat daur ulang dari plastik tersebut,” terang Gus Nafiul Warah, generasi ketiga pendiri pesantren Darussalam, Trenggalek. Gus Nafi bertutur tentang latar belakang usaha kerajinan bunga hias, dari daur ulang tas kresek bekas belanjaan.

“Biar santri mandiri, nanti ketika kembali ke rumah bisa berwirausaha. Yang kedua untuk mengisi waktu-waktu kosong selain waktu belajar. Artinya usaha kopontren tersebut bisa menjadi salah usaha santri untuk tetap mencari ilmu,” tambahnya.

KH Mastur Ali, Pengasuh Pesantren Darussalam Karangan Trenggalek. Foto: Dok. Suarasurabaya.net

Supaya produk kerajinan dikenal luas, dipasarkan di media sosial dan jejaring antar antar santri dan alumni pesantren Darussalam. Gus Nafi juga bilang, usaha daur ulang tas plastik belanjaan bukan semata mencari uang. Adanya program OPOP Jatim, diharapkan mampu memberi kontribusi kemajuan usaha pesantren.

“Tapi untuk memberi suatu ruang kreativitas santri, sekaligus mencari bibit-bibit santri di bidang tersebut. Sebab santri itu bermacam-macam, ada yang berbakat membaca kitab saja, ada yang berjiwa seni, ini berhubungan dengan seni kreativitas santri tersebut,” ungkapnya.

Sementara KH Mastur Ali, Pengasuh Pesantren Darussalam Karangan Trenggalek menyebutkan, berbagai wirausaha di pesantrennya, bertujuan mencari bakat dan minat masing-masing santri. Kyai harus tahu keahlian santri. Selama ini sudah banyak dari pesantren ini bisa mengamalkan apa yang dimaksud oleh kyai.

“Akhirnya banyak dari santri-santri kami di sini setelah kembali ke rumahnya kemudian membuka usaha mebel, usaha bengkel motor, dan banyak juga yang menjadi petani. Kami di sini juga menyediakan lahan pertanian, sebagai lahan belajar bagi para santri juga,” pungkasnya.(lim)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 18 April 2024
31o
Kurs