Kamis, 16 Mei 2024

PT Charoen Pokpand Hibahkan Teaching Farm Closed House dan ETC ke UB

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
PT Charoen Pokpand Hibahkan Teaching Farm Closed House ke Universitas Brawijaya Malang. Foto: Istimewa.

PT Charoen Pokpand Indonesia Tbk menghibahkan Teaching Farm Closed House dan Entrepreneur Teaching Center (ETC) kepada Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Kamis (10/12/2020).

Acara peresmian antara lain dihadiri oleh Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur, Dr (H.C) Tjiu Thomas Effendy Presiden Direktur PT Charoen Pokpand Indonesia, Prof. Dr Ir Nuhfil Hanani Rektor Universitas Brawijaya dan Prof Suyadi Dekan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya secara virtual.

Dr (H.C) Tjiu Thomas Effendy Presiden Direktur PT Charoen Pokpand Indonesia, mengungkapkan, peresmian ETC dan Closed House untuk ayam petelur ini merupakan salah satu program CSR Charoen Pokpand guna mencetak lulusan sarjana peternakan UB menjadi sarjana yang ampuh dan tangguh. Kehadiran ETC dan Teaching Farm Closed House juga diharapkan bisa turut mewujudkan swasembada pangan di bidang unggas.

Program CSR ETC Charoen Pokpand ini adalah kali ketiga setelah Universitas Diponegoro Semarang dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

“Kita ingin dosen dan mahasiswa menjadi entrepreneur dan bisa menciptakan lapangan kerja sendiri,” jelasnya.

Kehadiran ETC di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, lanjut Thomas, bisa menjadi media awal mencetak calon entrepreneur di kalangan kampus. Misal, mahasiswa bisa menawarkan produk-produk yang dihasilkan ETC kepada rekan maupun tetangga.

“Ini adalah tujuan kita menghibahkan ETC ke perguruan tinggi,” tambahnya.

Sementara itu, hibah Teaching Farm Closed House di Universitas Brawijaya sekaligus melengkapi sembilan hibah closed house yang telah dilakukan di beberapa universitas ternama lainnya. Seperti Universitas Andalas, IPB Bogor dan sebagainya dengan fokus pada peternakan ayam boiler atau ayam potong.

Namun, untuk Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya akan difokuskan pada ayam petelur saja. Serta dalam waktu dekat, akan ada hibah lagi untuk beberapa universitas lain.

“Semua bertujuan untuk mencapai apa yang kita cita-citakan bersama yaitu sarjana peternakan yang siap pakai,” ungkap Thomas.

Kendati belum sempat berkunjung ke Universitas Brawijaya pasca proyek ini selesai, Tjiu Thomas optimistis menyebut Teaching Farm Closed House ini adalah kandang modern dan canggih. Ia juga meminta agar pihak kampus terbuka menerima kunjungan studi banding dari peternak untuk mempelajari sistem peternakan di sini.

Dalam perkembangannya nanti, tidak menutup kemungkinan jika Charoen Pokpand bisa memperluas kerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Mengingat rangkaian mekanisasi peralatan peternakan juga membutuhkan berbagai piranti teknik.

Dalam kesempatan tersebut, Prof Suyadi Dekan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya mengatakan, hibah dari PT Charoen Pokpand merupakan langkah konkret dan strategis dalam membangun SDM unggul dalam bidang peternakan.

Kedua hibah akan digunakan sebagai sarana penelitian oleh dosen dan mahasiswa sebagai syarat tugas akhir.

“Terima kasih kepada Charoen Pokpand karena telah berkontribusi positif dalam dunia pendidikan,” ucap Prof Suyadi.

Senada, Prof Nuhfil Hanani Rektor Universitas Brawijaya mengapresiasi bantuan hibah tersebut sebagai bentuk kerja sama yang luar biasa.

“Ini adalah bentuk kerja sama triple helix antara dunia pendidikan, pemerintah dan swasta. Insya Allah dengan gabungan tiga komponen ini Indonesia bisa maju,” katanya.

Lebih lanjut, Prof Nuhfil menyebut jika Teaching Farm Closed House bermanfaat bagi para dosen dan mahasiswa untuk melakukan penelitian. Ia berharap agar kepeloporan Charoen Pokpand bisa memicu tumbuhnya entrepreneur bidang peternakan.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim menjelaskan, inovasi strategis berupa hibah PT Charoen Pokpand kepada Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya bisa bersinergi dengan rencana pembangunan Kawasan Industri Halal (KIH) yang tengah dirancang oleh Pemerintah Provinsi Jatim.

Dua hibah tersebut sekaligus membentuk ekosistem dan akses market guna mewujudkan cita-cita bangsa menjadi eksportir halal food. Sebab, saat ini Indonesia masih menjadi importir halal food terbesar di dunia dengan daftar negara pemasok tertinggi dari Brazil kemudian disusul oleh Italia.

“Saya mohon ini kemudian menjadi bagian dari penguatan menjadi eksportir halal food. Inisiasi ini mudah-mudahan akan bersambung dengan semua ikhtiar yang sedang dikembangkan,” tutur Khofifah.(bid)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 16 Mei 2024
29o
Kurs