Kamis, 25 April 2024

Konsumsi Rumah Tangga Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2021

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Muhammad Lutfi Menteri Perdagangan. Foto: Antara

Muhammad Lutfi Menteri Perdagangan mengungkapkan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga selama kuartal II Tahun 2021 mencapai 5,93 persen year on year (yoy).

Angka pertumbuhan itu, kata Lutfi, melewati tren konsumsi di Tanah Air sebelum terkena efek pandemi Covid-19.

“Pertumbuhan sektor konsumsi itu merupakan salah satu indikator perbaikan perekonomian Indonesia,” ujarnya dalam keterangan pers virtual, Kamis (5/8/2021), di Jakarta.

Lutfi memaparkan, pada kuartal I 2019 pertumbuhan konsumsi rumah tangga 5,02 persen. Sedangkan pada kuartal II Tahun 2019, pertumbuhan konsumsi rumah tangga mencapai 5,18 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kuartal II Tahun 2021, konsumsi rumah tangga merupakan komponen pengeluaran terbesar dalam struktur pertumbuhan ekonomi, mencapai 57,23 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Merujuk data BPS, ada kenaikan porsi konsumsi rumah tangga dibanding kuartal I Tahun 2021 yang tercatat sebesar 57,6 persen.

“Pertumbuhan sektor pengeluaran itu mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi domestik secara kumulatif mencapai 7,07 persen (yoy) pada kuartal II Tahun 2021. Jadi, secara teknis Indonesia keluar dari zona resesi,” tegasnya.

Lebih lanjut, Lutfi menyampaikan pada kuartal II 2021 komponen pengeluaran lain seperti ekspor mengalami pertumbuhan signifikan 31,7 persen. Begitu juga dengan impor yang tumbuh 31,2 persen.

Pertumbuhan impor, kata Menteri Perdagangan, juga jauh lebih baik dibandingkan periode-periode sebelum ada wabah Virus Corona.

Sekadar informasi, hari ini BPS merilis data realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia periode April sampai Juni 2021.

Realisasi pertumbuhan ekonomi 7,07 persen yoy lebih besar dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II Tahun 2020.

Margo Yuwono Kepala BPS menyebut, PDB Indonesia atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat Rp4.175,8 triliun. Kemudian, dari sisi atas dasar harga konstan (ADHK) tercatat Rp 2.772,8 triliun.

Sementara, pada kuartal II Tahun 2020, PDB ADHK tercatat Rp2.589,8 triliun. Sedangkan PDB ADHB Rp3.687,8 triliun.

Kepala BPS menilai, pertumbuhan yang terjadi masih berlangsung di bawah kondisi normal karena pandemi Covid-19 belum berakhir.

Walau begitu, dia melihat tanda pemulihan ekonomi. Karena, ada konsistensi perbaikan pertumbuhan ekonomi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.(rid/tin/den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs