Sabtu, 27 April 2024
OPOP Jawa Timur

Pesantren Darul Ikhsan Gresik Inisiasi Kemandirian Santri dengan Wirausaha

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Display stik daun kelor Dilo buatan Pesantren Darul Ikhsan Gresik. Foto: Dok. Suarasurabaya.net

Pesantren Darul Ikhsan Gresik menginisiasi kemandirian santrinya dengan jalur berwirausaha. Kata Dewi Kurnia, Pembimbing Kewirausahaan Santri Pesantren Darul Ikhasan Menganti Gresik, ia ingin ketika para santri mentas dari pesantren, tidak hanya bergantung pada peluang menjadi seorang pegawai.

“Tetapi bagaimana anak-anak punya inisiasi dan kepercayaan diri untuk memulai usahanya sendiri,” kata Ustadzah Dewi.

Bersama para santri, ia merintis bisnis cemilan dan minuman yang memanfaatkan potensi tumbuhan di sekitar pondok, yaitu daun kelor.

Daun kelor dikenal mempunyai nilai gizi yang tinggi dan baik untuk tubuh. Di sini tanaman kelor diolah menjadi stik kelor yang dicampur dengan tepung terigu. Produksi stik daun kelor tersebut diberi nama Dilo.

“Untuk produksi, satu kilo tepung jadi 15 kantong butuh tiga ikat kelor. Kelor dihaluskan diolah kami cetak jadi stik lalu kami goreng,” ungkapnya.

Pada tahap percobaan, Dewi dan santri mencari resep dan bergerilya sendiri dalam mencari daun kelor. Namun ketika produksi semakin besar, mereka berani membuat tawaran kepada masyarakat sekitar yang ingin menyetorkan daun kelor dengan harga Rp. 2.000 per ikat.

Dewi menjelaskan, semua proses produksi, mulai dari mencari resep hingga pemasaran dilakukan secara mandiri oleh santri. Guru, kata Dewi, hanya memasilitasi dan memberi ide pencetus. “Selanjutnya santri yang berlari dan berkembang.”

Dewi Kurnia, Pembimbing Kewirausahaan Santri Pesantren Darul Ikhsan Menganti Gresik. Foto: Dok. Suarasurabaya.net

Sejak bulan Juni tahun lalu, meskipun belum pernah mendapat pelatihan profesional, secara mandiri pihaknya intensif melakukan studi literatur dari membaca, browsing, club science, dan diskusi.

“Dari tahap trial kami mencari takaran resep, mencari ukuran, berapa lama kadaluarsanya sepenuhnya dilakukan santri,” beber Dewi.

Untuk proses pemasaran, Dewi mengaku tidak mengalami kesulitan karena terbantu dengan ratusan santri yang ada dan ketika wali santri sedang sambang. Menurutnya, itu adalah market masif yang menjanjikan.

Untuk kemasan stik kelor dalam plastik yang lebih ekonomis, dipasarkan di koperasi kantin dengan target pasar santri dan wali santri.

Sedangkan untuk kemasan box, target marketnya yaitu masyarakat luas.

Ke depannya, pihaknya ingin lebih menggencarkan promosi di media sosial dan menambah varian cemilan yaitu berbahan dasar daun katuk. (dfn/lim)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
32o
Kurs