Sabtu, 20 April 2024
OPOP Jawa Timur

Pesantren Al Fatah Turen Malang Pilih Kembangkan Bisnis Ternak Domba

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Usaha ternak domba dan kambing yang dikelola pesantren Al Fatah Turen Malang. Foto: Dok. Suara Surabaya

Di antara banyak pesantren di Jawa Timur yang dikunjungi Tim Suara Surabaya, pesantren Al Fatah Turen Malang memang berbeda. Bukan hanya karena kegiatan keagamannya saja tetapi juga karena usaha ternak dombanya.

Ustaz Chozin Anwar, salah seorang pengurus Pesantre Al Fatah mengatakan, wirausaha ternak domba dan kambing dipilih karena mayoritas wali satri memiliki usaha serupa. Hanya saja, usaha tersebut tidak dikelola dengan baik padahal menurutnya ternak domba memiliki prospek bisnis yang menjanjikan.

“Ibarat kita beli tanah sehektar, satu tahun lagi belum tentu bisa beli tanah satu hektar lagi. Tapi kalau beli kambing satu, maka satu tahun pasti nambah satu (kambing). Maka kami bersemangat bagaimana pondok mengupayakan usaha tersebut,” kata Ustaz Chozin kepada Suara Surabaya.

Setelah itu, pengurus pesantren mengumpulkan guru-guru untuk berdiskusi soal bisnis domba ini hingga diambil keputusan pesantren mengembangkan bisnis ternak domba/kambing.

Meski para santrinya rata-rata dari masyarakat kurang mampu, tapi usaha ternak kambing menurutnya harus tetap jalan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menjalin mitra.

Ustaz Chozin mengatakan, saat ini pesantren Al Fatah Turen bermitra dengan salah satu pengusaha kambing. Nantinya, untung dibagi antara investor, juragan kambing dan pihak pesantren.

“Jadi juragan ini mengumpulkan dana lewat investor sistemnya sirkah, nanti dari bafgi hasil tersebut 10%-nya untuk pesantren. Jadi kita merasa sangat terbantu. Itu merupakan upaya kita. Senang lebih bisa berkembang dengan bermitra, termasuk dengan wali santri yang punya usaha tersebut,” paparnya.

Abah Suwarno pengasuh pesantren Al Fatah bercerita, bahwa para santrinya sejak awal sudah dididik untuk hidup mandiri.

“Jadi mereka masak sendiri, usaha sendiri, dimakan-makan sendiri, setelah itu pulang dari sekolah istirahat dan sebagiannya menata untuk usaha,” tambahnya.

Sementara Gus Bahar salah satu pengelola juragan kambing mitra pesantren Al fatah merasa tergerak untuk bermitra dengan pesantren setelah melihat banyak pesantren yang kesulitan biaya.

Ia ingin membantu karena ia melihat banyak pesantren yang ‘gulung tikar’, khususnya pesantren yang tidak memiliki sekolah formal.

“Yang lebih mengenaskan lagi ada pondok yang tetap bertahan tapi harus ‘mengemis’ kemana-mana atas nama pondok pesantren. Kan kasihan lagi itu kenapa tidak memberdayakan diri. Kenapa kita nggak punya unit usaha yang membuat kita punya martabat,” katanya.

Gus Bahar menambahkan, saat ini ia menjalin kerjasama dengan investor lewat online, terutama investor yang ini membantu pesantren yang ingin mandiri memiliki unit usaha sendiri.

Dengan pola bagi hasil, kata Gus Bahar, keuntungan itu bisa membantu pesantren Al Fatah Turen Malang untuk tetap berdaya mengemban amanah mencerdaskan anak bangsa.(tin/lim)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 20 April 2024
33o
Kurs