Jumat, 19 April 2024

Dolar Jatuh Usai Investor Sesuaikan Posisi Jelang Laporan Inflasi AS

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
ilustrasi dolar AS yang tergelincir. Foto: Pixabay

Dolar Amerika Serikat (AS) jatuh ke level terendah lebih dari satu minggu pada Sabtu pagi, karena investor mengkonsolidasikan keuntungan setelah kenaikan tajam terhadap sebagian besar mata uang lainnya, menjelang laporan inflasi AS yang dapat menentukan ukuran kenaikan suku bunga Federal Reserve pada rapat kebijakan bulan ini.

Minggu ini, indeks dolar yang melacak nilai greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, membukukan penurunan mingguan pertama pada Jumat (9/9/2022).

Sebelumnya, Greenback melonjak ke level tertinggi 24 tahun terhadap yen, puncak 37 tahun versus sterling, dengan indeks dolar melonjak ke level tertinggi lebih dari 20 tahun.

Namun pada Jumat, seperti yang dilansir Antara, Sabtu (10/9/2022), indeks dolar turun serendah 108,35 dan terakhir turun 0,5 persen di 108,96.

Suku bunga berjangka AS memperkirakan peluang 87 persen untuk Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin bulan ini, dengan data harga konsumen AS yang baru minggu depan kemungkinan akan diawasi dengan ketat.

Salah satu pencetak keuntungan besar adalah euro, yang melonjak sebanyak 1,2 persen ke level tertinggi tiga minggu di 1,0114 dolar, sehari setelah Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga utamanya sebesar 75 basis poin. Sehingga, mata uang bersama terakhir naik 0,5 persen pada 1,0045 dolar.

Eropa masih menghadapi prospek ekonomi yang lemah, dengan harga energi yang sangat tinggi menekan konsumen dan bisnis. Para menteri energi Uni Eropa terpecah pada Jumat (9/9/2022) mengenai pembatasan harga gas Rusia untuk melindungi warga negara.

Sterling naik 0,8 persen menjadi 1,1592 dolar, setelah kematian Ratu Elizabeth.

Bank Sentral Inggris mengatakan akan menunda pertemuan kebijakan moneter karena sedang dalam periode berkabung kerajaan.

Sementara itu, Yen Jepang membukukan kenaikan harian terbaiknya dalam sebulan, menguat 1,0 persen pada 142,675 yen per dolar, dan menjauh dari posisi terendah 24 tahun terakhir.

Haruhiko Kuroda, Gubernur Bank Sentral Jepang mengatakan, pergerakan yen yang cepat tidak diinginkan setelah pertemuan dengan Fumio Kishida Perdana Menteri.

Dolar Australia juga mengalami kenaikan harian terbaiknya dalam sebulan, meningkat 1,3 persen terhadap dolar AS menjadi 0,6850 dolar AS, yang juga rebound dari posisi terendah yang dalam. (ant/des/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
29o
Kurs