Rabu, 24 April 2024

Harga BBM Bersubsidi Naik, KADIN Jatim Berharap Pemerintah Menjaga Daya Beli Masyarakat

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ilustrasi - Pekerja bersiap mengisi deretan jeriken milik para nelayan dengan Solar bersubsidi di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu, Serang, Banten, Rabu (31/8/2022). Foto: Antara

Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jawa Timur menilai kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite, Solar dan BBM non subsidi jenis Pertamax akan menggerus daya beli masyarakat.

“Kondisi Indonesia saat ini memang tidak baik-baik saja. Daya beli masyarakat sedang menurun akibat tingginya inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga berbagai kebutuhan dan jasa. Dengan adanya kenaikan harga BBM yang mencapai Rp2000 lebih ini, maka bisa dipastikan daya beli mereka semakin melemah,” ujarnya lewat keterangan tertulis, Sabtu (3/9/2022).

Menurutnya, yang paling terdampak kenaikan harga BBM adalah konsumen. Karena, biaya kenaikan tersebut akan dibebankan kepada mereka, baik dari kenaikan biaya logistik mau pun kenaikan biaya lainnya.

“Kalau dari sisi perusahaaan, kenaikan itu bisa dibebankan pada harga jual. Perusahaan akan menaikkan harga jual sesuai dengan kenaikan harga BBM. Sehingga yang tetap kena ya konsumen. Dampak selanjutnya daya beli makin turun,” tegasnya.

Kalau daya beli masyarakat yang lemah semakin turun, dia bilang industri, baik barang atau jasa akan mengurangi produksi. Imbasnya, pertumbuhan ekonomi akan terganggu.

“Besar kemungkinan target ekonomi Indonesia tahun ini 5,2 persen tidak akan tercapai,” tandasnya.

Adik menyadari keputusan yang harus diambil Pemerintah memang sangat berat. Karena, beban subsidi yang harus ditanggung Pemerintah semakin membengkak akibat kenaikan harga minyak dunia yang makin tinggi.

“Ini adalah langkah yang sangat berat akibat kenaikan harga minyak dunia. Pemerintah sudah tidak sanggup untuk terus menanggung subsidi BBM,” tegasnya.

Yang harus dilakukan pengusaha selanjutnya, kata Adik, adalah menghitung ulang karena biaya logistik pasti mengalami kenaikan.

“Sektor transportasi inilah yang paling cepat melakukan penyesuaian harga. Sedangkan untuk sektor lain, masih perlu waktu untuk menghitung beban biaya produksi yang bertambah,” imbuhnya.

Untuk itu, KADIN Jatim meminta Pemerintah mampu menjaga daya beli masyarakat jangan sampai semakin menurun.

Terkait bantuan sosial yang rencananya akan dikucurkan Pemerintah, dia mengatakan memang seharusnya dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat.

“Bansos ini untuk menjaga daya beli masyarakat dan itu sudah benar,” pungkasnya.(dfn/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
29o
Kurs