Jumat, 3 Mei 2024

Harga Minyak di Asia Naik di Tengah Kehawatiran Badai Musim Dingin AS

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Illustrasi: Fasilitas pengolahan minyak Rusia di Siberian Utara, Kota Krasnoyarsk. Foto: Reuters/Antara

Harga minyak naik dalam perdagangan ringan di awal sesi Asia pada Selasa (27/12/2022) pagi, di tengah kekhawatiran badai musim dingin di Amerika Serikat (AS) yang mempengaruhi logistik dan produksi produk minyak bumi dan minyak serpih.

Harga minyak mentah berjangka brent naik 73 sen (0,9 persen) menjadi diperdagangkan 84,65 Dollar AS per barel pada pukul 01.22 GMT. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berada di 80,41 Dollar AS per barel naik menjadi 85 sen (1,1 persen).

Minyak Brent melonjak 3,6 persen dan WTI bertambah 2,7 persen pada Jumat (23/12/2022). Kedua harga tersebut mencatat kenaikan minggu tertinggi sejak Oktober. Selama liburan Natal, pasar Inggris dan AS ditutup pada Senin (26/12/2022).

“Kekhawatiran atas gangguan pasokan karena badai musim dingin di AS mendorong aksi beli, meski pun perdagangan tipis karena banyak pelaku pasar pergi berlibur,” kata Kazuhiko Saito Kepala Analis Fujitomi Securities Co Ltd.

Tapi, cuaca di AS diperkirakan membaik pekan ini, yang berarti reli mungkin tidak akan berlangsung terlalu lama.

Badai salju menyebabkan wilayah Buffalo, New York lumpuh total pada Hari Natal. Sehingga, banyak pengendara dan pekerja terjebak di dalam kendaraan mereka.

Badai salju juga menyebabkan ribuan rumah tanpa listrik dan meningkatnya jumlah korban meninggal akibat badai yang mendinginkan sebagian besar AS selama berhari-hari.

Maskapai penerbangan juga membatalkan hampir 2.700 penerbangan AS pada Sabtu (24/12/2022) sore setelah cuaca ekstrem yang melanda di seluruh negeri.

Selain itu, angin kencang yang sangat dingin mematikan listrik dan memangkas produksi energi di seluruh AS. Sehingga, harga pemanas dan listrik melambung.

Kekhawatiran atas kemungkinan pemotongan produksi Rusia juga berada di balik reli hari ini.

Rusia dapat memotong produksi minyak sebesar 5,0 sampai 7,0 persen pada awal 2023 karena menanggapi pembatasan harga, kata Alexander Novak Wakil Perdana Menteri Rusia.(ant/tik/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
30o
Kurs