Rabu, 11 Desember 2024

Produksi Migas Jabanusa Masih Tinggi di Tengah Kebijakan Transisi Energi

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Giat Lokakarya SKK Migas Jabanusa di Kota Batu, Jawa Timur, Senin (14/11/2022). Foto: SKK Migas Jabanusa

Produksi minyak dan gas (Migas) di wilayah Jawa, Bali, dan Nusatenggara (Jabanusa) masih cukup besar, meski saat ini Pemerintah telah mengeluarkan banyak kebijakan untuk mendorong percepatan transisi ke energi baru terbarukan (EBT), seperti listrik.

Sampai saat ini, produksi Migas di Jabanusa mencapai sekitar 200 ribu barel per hari untuk minyak, sedangkan untuk gas mencapai sekitar 500 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari).

Indra Zulkarnain, Kepala Departemen Komunikasi Perwakilan Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas Jabanusa kepada suarasurabaya.net, Senin (14/11/2022) malam mengatakan, bahwa jumlah produksi migas tersebut menyumbang jumlah produksi skala nasional cukup besar.

“Kalau minyak itu meng-cover sekitar 30 persen produksi skala nasional. Sedangkan untuk gas sekitar 10 dari 100 gas persen produksi,” terang Indra usai giat “Lokakarya Media SKK Migas Jabanusa” di Kota Batu Jawa Timur.

Indra juga mengungkapkan, target lain yang dimiliki SKK Jabanusa berdasarkan amanat pemerintah, 2030 mendatang produksi mencapai satu juta barel minyak per hari, serta untuk gas 12 BSCFD (miliar standar kaki kubik per hari).

Sedangkan terkait transisi energi, kata Indra, karena volume kebutuhan migas masih tinggi, secara porsi akan terjadi penyesuaian pada produksi migas. Hal itu seiring dengan harus terpenuhinya kebutuhan Energi Baru Terbarukan (EBT), yang porsinya diperkirakan semakin lama terus meningkat .

“Pada 2050, tiga-tiganya volumenya diperkirakan meningkat. Porsi minyak dan gas volumenya naik tapi presentasenya lebih kecil dari sekarang. Sedangkan yang paling tinggi kenaikannya, itu di EBT,” tandasnya.

Sementara itu soal besarnya target produksi pada 2030, Nurwahidi Kepala SKK Migas Jabanusa mengatakan, peran investor sangat krusial untuk tercapainya target tersebut. Untuk itu, sangat penting untuk mengundang investor berinvestasi di hulu migas.

Apalagi, kondisi global yang tidak stabil saat ini seperti perang di Ukraina dan embargo terhadap Rusia, makin mempersulit untuk mendapatkan sumber energi.

“Tantangannya memang untuk menjual gas. Karena, kalau tidak ada buyer(pembeli)-nya, pasti akan sulit dalam teknis produksi,” ungkapnya saat memberikan sambutan dalam giat “Lokakarya Media SKK Migas”. (bil/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Truk Tabrak Rumah di Palemwatu Menganti Gresik

Surabaya
Rabu, 11 Desember 2024
24o
Kurs