Sabtu, 4 Mei 2024

Minyak Stabil di Awal Perdagangan Asia, Disebabkan Kekhawatiran

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Ilustrasi pompa minyak terlihat saat Matahari terbenam di ladang minyak Daqing, Provinsi Heilongjiang, China. Foto: Antara

Harga minyak relatif stabil di awal perdagangan Asia, pada Jumat (7/7/2023) pagi, tetapi bersiap untuk membukukan kenaikan mingguan, dikarenakan kekhawatiran akan kenaikan suku bunga AS yang dapat mengurangi permintaan energi dan diimbangi oleh tanda-tanda pasokan yang lebih ketat setelah penurunan stok AS lebih besar dari perkiraan.

Minyak mentah berjangka Brent turun tipis satu sen menjadi diperdagangkan di 76,51 dolar AS per barel pada pukul 00.06 GMT.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik tipis dua sen menjadi diperdagangkan pada 71,82 dolar AS per barel.

Melansir Antara, kedua harga acuan minyak berada di jalur kenaikan mingguan sekitar 2,0 persen untuk pekan kedua berturut-turut.

Badan Informasi Energi AS (EIA), mengatakan, Stok minyak mentah AS berkurang lebih banyak dari yang diperkirakan karena permintaan penyulingan yang kuat, sementara persediaan bensin membukukan penurunan besar setelah peningkatan dalam mengemudi pada minggu lalu, Kamis (6/7/2023).

Itu terjadi ketika eksportir minyak utama Arab Saudi dan Rusia mengumumkan putaran baru pengurangan produksi untuk Agustus.

Total pemotongan sekarang mencapai lebih dari lima juta barel per hari (bph), setara dengan 5,0 persen dari produksi minyak global.

Namun, harga minyak dibatasi oleh penguatan ekspektasi bank sentral AS kemungkinan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan 25-26 Juli setelah mempertahankan suku bunga stabil di 5,0 persen-5,25 persen pada Juni.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat secara moderat minggu lalu, sementara gaji swasta melonjak pada Juni, data menunjukkan pada Kamis (6/7/2023), meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga Federal Reserve bulan ini.

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya pinjaman untuk bisnis dan konsumen, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.

Namun, OPEC kemungkinan akan mempertahankan pandangan optimis pada pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun depan ketika menerbitkan prospek pertamanya akhir bulan ini, memprediksi perlambatan tahun ini tetapi masih merupakan peningkatan di atas rata-rata, kata sumber yang dekat dengan OPEC. (ant/dvn/faz)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 4 Mei 2024
28o
Kurs