
Rully Nova analis Bank Woori Saudara mengatakan, nilai tukar (kurs) rupiah pada Kamis (17/4/2024) bergerak anomali di tengah mayoritas pelaku pasar risk off menghindari aset-aset berisiko.
“Kurs rupiah hari ini anomali di tengah mayoritas pelaku pasar risk off menghindari aset-aset berisiko dan pasar saham yang masih volatile seiring dengan saling balas tarif antara AS dan China,” ujarnya dilansir dari Antara.
Menurutnya, pelaku pasar menghindari aset berisiko, termasuk dolar AS yang mengalami tren penurunan hingga indeks dolar AS menjadi di bawah 100.
Oleh karena itu, investor mengalihkan investasi pada safe haven, yen Jepang dan franc Swiss dengan kenaikan nyaris sebesar penurunan indeks dolar, yang sebesar delapan persen.
Perlu diketahui, aset safe haven adalah aset investasi yang cenderung tetap nilainya atau bahkan meningkat saat terjadi ketidakstabilan ekonomi, politik, atau geopolitik.
Kendati kurs mata uang Indonesia bergerak anomali, membaiknya harga obligasi negara yang didominasi investor domestik memberikan stabilitas pasar obligasi dan nilai tukar rupiah.
“Obligasi negara mayoritas masih didominasi oleh investor domestik sekitar 80 persen,” ungkap Rully.
Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Kamis ini di Jakarta menguat sebesar empat poin atau 0,02 persen menjadi Rp16.834 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.837 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga menguat ke level Rp16.833 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.845 per dolar AS. (ant/bel/saf/ham)