Selasa, 7 Mei 2024

Akademisi Surabaya Ciptakan Jembatan Transportasi Model Sarang Lebah

Laporan oleh Dodi Pradipta
Bagikan
Ir. Gunawan Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surabaya. Foto: Dodi suarasurabaya.net

Kemacetan yang terjadi di Kota Surabaya membuat Ir. Gunawan Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surabaya membuat desain jembatan transportasi model sarang lebah. Lebih tepatnya, model jembatan tersebut dinamakan trio heksagonal atau segi enam.

“Konsep transportasi heksagonal ini bisa digunakan transportasi massal, seperti jalur kereta api, kendaraan roda empat, maupun kendaraan roda dua yang berada di atas tanah. Konsep ini akan membentuk pola tiga segi enam, yang memiliki dua sayap atau jalur untuk transportasi kereta api. Saya terinspirasi saat melihat sarang lebah segi enam yang sangat indah dan kokoh,” katanya di Surabaya, Jumat (6/11/2015).

Gunawan menjelaskan, konsep jembatan yang ia rancang ini menggunakan metode segi enam yang nantinya akan dicetak terlebih dahulu. Baru setelah selesai dicetak, kemudian dirangkai pada jalur yang diinginkan.

“Jadi segi enam tersebut dicetak terlebih dahulu, kemudian akan dirangkai pada jalur yang sudah ditargetkan, sehingga diharapkan konfigurasi ini bisa merangkai ruang yang lebih banyak lagi, meskipun jika diimplementasikan biaya yang dianggarkan akan lebih mahal,” ujarnya.

Kalau dilihat, lanjut dia, maka dibawah sayap segi enam pada desainnya terdapat dua segitiga sebagai rangkaian trio heksagonal yang fungsinya untuk balon induk. Tapi bisa juga digunakan sebagai lintasan utilitas kota bagi PDAM maupun PLN.

Gunawan mengatakan, konsep ini sebenarnya sudah ia mulai sejak 11 tahun yang lalu. Lamanya konsep yang ia buat merupakan keinginannya untuk menciptakan jembatan yang estetik.

“Ide ini muncul pada tahun 2004, namun seiring dengan perkembangannya, desain trio heksagonal mengalami penyempurnaan dan menjadi konsep jembatan sistem transportasi satu-satunya yang ada di dunia dengan menggunakan desain segi enam yang estetik,” kata dia.

Dirinya menuturkan bahwa kalau konsep ini benar-benar diimplementasikan akan menelan biaya sekitar Rp500 miliar per kilometernya.

“Konsep trio heksagonal ini masih taraf desain, belum implementasi. Jika ada pihak yang menginginkan desain trio heksagonal untuk disempurnakan, maka saya akan menerimanya dengan tangan terbuka. Sedangkan jika konsep ini bisa diimplementasikan, maka membutuhkan biaya sekitar Rp500 miliar per kilometer,” katanya.(dop/dwi)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Selasa, 7 Mei 2024
29o
Kurs