Kamis, 25 April 2024

Akses Sentra Ikan Bulak Makin Siap, Nelayan Masih Bimbang

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Sentra Ikan Bulak. Foto: masmanfkhunair.wordpress.com

Pemerintah Kota Surabaya memastikan aksesibilitas ke Sentra Ikan Bulak (SIB) akan semakin lancar dengan selesainya pelebaran Jalan Kalilom Lor Indah.

Saat ini, jalan sepanjang 1,2 kilometer tersebut sudah memasuki tahap akhir pemasangan paving dan pemasangan saluran di sisi jalan.

Pemkot menargetkan, proyek ini rampung akhir tahun 2015. “Bila sampai akhir tahun pengerjaan proyek belum selesai, maka kontraktor akan kami blacklist,” kata Erna Purnawati Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya, Selasa (3/11/2015).

Saat ini, pembebasan lahan untuk melancarkan pelebaran jalan itu masih menyisakan sebuah masjid wakaf. Sebelumnya, pembebasan lahan sebanyak 43 persil sudah dinyatakan beres.

Mengenai masjid wakaf itu, Pemkot mengacu pada PP 42/2006 Tentang Pelaksanaan UU 41/2004 Tentang Wakaf.

Erna mengatakan, Pemkot hanya akan memberikan ganti lahan di samping kiri, kanan, atau belakang masjid dengan luas yang sama.

Proyek pelebaran jalan yang menghubungkan Jembatan Suramadu ke Jalan Nambangan ini bertujuan agar akses melalui jalan itu lebih mudah.

Dari sebelumnya hanya tiga meter, proyek Pemkot Surabaya itu akan menjadikan Jalan Kalilom Lor Indah lebih lebar lima meter.

Proyek ini juga menyertakan pembuatan saluran air baru di sekitaran jalan Kalilom Lor Indah.

Saluran baru ini membentang sepanjang jalan mulai SDN Kalikedinding I hingga gedung baru SMP di dekat kantor Kecamatan Bulak.

Pemkot mengklaim saluran air baru ini dapat meminimalisir genangan air di sekitar kawasan Kalilom Lor Indah saat musim penghujan.

“Kalau pelebaran jalan ini rampung, bisa dipastikan aksesibilitas dari Suramadu menuju SIB semakin lancar,” kata Erna.

Masalahnya, SIB yang di masa depan akan dijadikan salah satu ikon wisata bahari di Surabaya, terintegrasi dengan ikon lain seperti Suramadu, Taman Bulak, dan Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran, belum familier bagi warga setempat.

Terutama bagi warga pesisir pantai di daerah Nambangan dan Cumpat, Kecamatan Bulak, yang mata pencaharian utama mereka sebagai nelayan.

Masih banyak warga sekitar yang menjalankan usaha ikan asap belum berkenan pindah ke SIB karena jarak yang terlalu jauh, ketakutan kehilangan pelanggan, atau karena alasan lain yang beragam.

Suprayitno Camat Bulak mengatakan, komunikasi dan sosialisasi dengan warga sekitar sudah dilakukan oleh semua SKPD hingga Kelurahan.

“Hampir setiap hari kami ngobrol dengan mereka, tapi alasannya macam-macam. Sampai ada yang beralasan sulit merawat anak kalau lokasinya terlalu jauh,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Selasa sore.

Bentuk sosialisasi SIB yang dilakukan oleh Pemkot, kata Suprayitno, sudah sangat beragam. Terutama dalam hal pengadaan kegiatan khusus yang berlokasi di SIB.

Beberapa even itu antara lain lomba batu akik, lomba menggambar anak-anak, dan masih banyak lagi kegiatan lain. Tujuannya untuk mendekatkan SIB dengan masyarakat sekitar.

“Memang tidak berkaitan langsung dengan ikan, tapi setiap kali ada kegiatan, kami selalu mengundang para nelayan setempat untuk berjualan di SIB,” katanya.

Kegiatan seperti itu memang ramai pada hari-H pelaksanaannya. Tapi usai kegiatan, para nelayan pun kembali ke rumah masing-masing melanjutkan kegiatan sehari-hari mereka di tempat semula.

Padahal, SIB diproyeksikan menjadi pusat kegiatan nelayan pasca melaut. “Ada pengasapan, ada ikan-ikan olahan, pengeringannya di sana, penjualannya juga di sana. Nanti pasti ramai,” ujar Suprayitno optimistis.

Pemkot Surabaya, selain mengintegrasikan ikon-ikon wisata pesisir pantai, juga akan menjadikan perkampungan Nambangan, Cumpat, dan perkampungan nelayan lain menjadi ikon wisata pesisir Surabaya.

Bahkan, dalam berbagai kesempatan, baik Dinas Pariwisata Kota Surabaya, Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, hingga pengamat ekonomi menyatakan Kampung Nelayan punya potensi besar untuk perkembangan wisata Bahari Surabaya.

Tri Rismaharini, saat menjabat sebagai wali kota Surabaya juga berkali-kali menyampaikan akan melakukan penataan Kampung Nelayan sehingga menjadi daya tarik wisata bagi Kota Surabaya.

Karena itu, Suprayitno menegaskan tidak ada penggusuran lahan warga kampung nelayan dalam rencana penataan kawasan pesisir oleh Pemkot Surabaya.

“Justru penataan ini akan menguntungkan mereka. Pemkot juga akan membuatkan wahana permainan yang bisa dikelola oleh warga sekitar,” katanya.

Namun, warga sekitar yang dimaksud oleh Suprayitno justru mengaku belum mendapatkan detil rencana penataan ini dari Pemkot Surabaya.

Sumali Ketua Perkumpulan Nelayan di Kawasan Nambangan mengatakan dia dan warga sekitar belum pernah dilibatkan dalam rencana penataan ini.

“Belum pernah. Kami belum pegang maket dari Pemkot seperti apa. Kelihatannya kok mereka (Pemkot) tidak mau melibatkan masyarakat. Karena selama ini kami tidak dilibatkan,” ujarnya.

Sumali mengatakan, para nelayan Nambangan belum mendapatkan manfaat dari proyek-proyek Pemkot yang berkaitan dengan penataan kawasan pesisir.

Soal pelebaran Jalan Kalilom Lor Indah misalnya, Sumali mengatakan, manfaat secara langsung mungkin tidak akan didapatkan oleh nelayan, karena bukan itu yang mereka butuhkan.

“Kalau memang mau ada penataan, kami hanya butuh pemekaran wilayah untuk pemukiman nelayan. Tapi sampai saat ini belum ada,” ujarnya. (den/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
29o
Kurs