Rabu, 24 April 2024

Pelukis Kudus Ciptakan Kaligrafi Berbahan Sampah

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Seorang pelukis kaligrafi Islam di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, membuat karya lukisan kaligrafi dengan memanfaatkan sampah yang tidak terpakai untuk memperindah karyanya.

Menurut Muhamad Assiry Jasiri pelukis kaligrafi Islam yang juga pemilik Galeri Asiri Art di Kudus, Minggu (28/6/2015), pemanfaatan bahan sampah dalam setiap karya lukisan kaligrafinya dimulai sejak tahun 2000-an.

Sampah yang digunakan, kata dia, bertujuan untuk memudahkan proses membuat karya senia kaligrafi yang biasanya dibutuhkan lukisan timbul.

Untuk itu, dia mencoba, memanfaatkan beberapa bahan yang selama ini menjadi sampah tak berguna, seperti kertas dos bekas, karung plastik, daun kering, tali ijuk dan beberapa bahan tak berguna lainnya.

Beberapa bahan sampah, kata dia, bisa menciptakan tekstur unik sehingga memperindah lukisan kaligrafi.

Meskipun terdapat beberapa material sampah, lanjut dia, hasil karyanya tetap dihargai tinggi.

“Pemanfaatan bahan sampah juga lebih hemat dan berupaya mengkampanyekan daur ulang sampah menjadi sesuatu yang berguna,” ujarnya.

Beberapa waktu lalu, dia mengaku, berhasil menjual karya lukisan kaligrafinya hingga Rp10 juta per buah.

Sementara harga lukisan kaligrafi yang paling murah, kata dia, sekitar Rp1 juta.

Harga setiap hasil karya lukisan kaligrafinya, kata dia, disesuaikan dengan ukuran dan tingkat kesulitan dalam pengerjaannya.

Dengan memanfaatkan sejumlah material sampah, lanjut dia, dirinya juga ingin memudahkan orang mengenal dirinya karena selama ini jarang lukisan kaligrafi jarang ditemui yang memanfaatkan bahan sampah.

Untuk memasarkan kreativitasnya itu, dia mengakui, masih menghadapi kendala mengingat masyarakat di Kota Kudus belum terlalu berminat dengan hasil lukisan kaligrafi yang harganya memang tidak murah.

Meskipun demikian, lanjut dia, sejumlah upaya dilakukan, salah satunya lewat pagelaran pameran seni lukis kaligrafi.

“Hasilnya memang cukup bagus karena banyak yang berminat dengan lukisannya,” ujarnya.

Keberadaan media internet yang hampir menyasar seluruh lapisan masyarakat, kata dia, ikut dimanfaatkan untuk memasarkan produknya dan hasilnya memang cukup bagus karena ada yang membelinya.

Untuk memasyarakatkan seni lukis kaligrafi islami, dia juga mencoba memasarkan produknya itu di rumah makan yang dibangun di Jalan Lingkar UMK Kudus yang dikemas bernuansa seni dengan perpaduan panorama alam sekitar. (ant/dwi)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
29o
Kurs