Selasa, 7 Mei 2024

Pergizi Pangan Petisikan Tempe Sebagai Warisan Budaya

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) Indonesia memulai sebuah petisi di situs change.org untuk memasukkan tempe sebagai warisan budaya Indonesia.

Menurut siaran pers dari change.org Indonesia yang diterima Antara di Jakarta, Rabu (15/7/2015) petisi tersebut ditujukan kepada Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) dan Anies Baswedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Hingga Rabu (15/7/2015) pukul 17.00 WIB, petisi tersebut telah ditandatangani oleh 5.000 orang lebih.

Dalam petisi tersebut, Pergizi Pangan menyatakan tempe merupakan produk fermentasi kacang kedelai oleh kapang Rhizopus oligosporus. Tempe dibuat dengan proses yang unik, ditemukan beberapa abad lalu oleh nenek moyang Indonesia.

Tempe sudah sangat dikenal oleh banyak penduduk di beberapa negara. Bukti sejarah menunjukkan tempe dengan bahan dasar kedelai merupakan produk fermentasi yang pertama kali dibuat oleh masyarakat Jawa Tengah dan sudah biasa dikonsumsi sejak tahun 1700-an.

Di Indonesia, tempe telah diterima sebagai salah satu pangan sehat dan bergizi tinggi. Namun, Pergizi Pangan menilai tempe masih dianggap sebagai pangan kelas sosial ekonomi rendah.

“Hal ini menjadi salah satu alasan tempe masih kurang mendapat perhatian mendalam dari pemerintah, para pengambil kebijakan dan swasta sehingga perkembangan tempe di Indonesia relatif lamban,” tulis petisi itu.

Terinspirasi dari pengakuan UNESCO terhadap Batik dalam daftar Intangible Cultural Heritage of Humanity, Pergizi Pangan menilai tempe memiliki potensi yang besar untuk tercantum dalam daftar tersebut.

Bagi masyarakat Indonesia, tempe bukan sekedar makanan, tetapi memiliki nilai budaya, sejarah dan ekonomi bangsa. Karena keunikannya, tempe layak untuk menjadi simbol budaya Indonesia.

Dengan tercantum dalam daftar Intangible Cultural Heritage of Humanity, maka status tempe akan meningkat baik bagi masyarakat Indonesia maupun dunia.

“Hal tersebut juga dapat memperbaiki status tempe yang selama ini dikenal sebagai pangan masyarakat miskin sehingga dapat dikonsumsi dengan bangga oleh semua kalangan,” demikian petisi tersebut. (ant/dwi/rst)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Selasa, 7 Mei 2024
25o
Kurs