Jumat, 29 Maret 2024

Terkendala Sertifikat Bangunan, Taman Remaja Surabaya Terus Terpuruk

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Komidi putar di Taman Remaja Surabaya, Rabu (22/4/2015). Saat hari biasa Taman Remaja sangat sepi, kecuali ada kegiatan festival atau lomba kesenian tingkat SD hingga SMA. Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Rencana penutupan Taman Remaja Surabaya masih menyisakan tanda tanya. Pengelola Taman Remaja (TRS) mengatakan telah memenuhi semua kewajiban baik deviden maupun pajak kepada Pemkot Surabaya. Namun, Pemkot tetap saja mengusulkan agar pengelola Taman Remaja Surabaya dibubarkan.

Didik Harianto, Direktur Operasional PT Star, Pengelola TRS mengatakan Pemkot Surabaya telah melayangkan surat pada Mei 2013 lalu yang berisi usulan pembubaran PT Star. “Kami sudah melayangkan surat balasan untuk membicarakan hal ini, sekitar bulan November 2013 lalu. Tapi tidak ada respon,” ujarnya kepada suarasurabaya.net Rabu (22/4/2015).

Tidak hanya sekali, Didik mengatakan telah melayangkan surat permintaan audiensi dengan Pemkot Surabaya pada tahun 2014 lalu. Surat ini juga tidak direspon oleh Pemkot Surabaya.

Hingga akhirnya, berkaitan dengan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Wali Kota Surabaya, DPRD Kota Surabaya memanggil perwakilan direksi untuk dengar pendapat. “Saya menyampaikan hal ini kepada DPRD Kota Surabaya, karena belum ada respon dari Pemerintah Kota Surabaya,” katanya.

Didik mengatakan, selama ini PT Star tidak pernah merugi. PT Star telah melakukan semua kewajiban dividen terhadap pemkot Surabaya, serta membayar pajak dan retribusi parkir dan sebagainya. “Kami selalu memberikan audit report setiap tahunnya,” katanya.

Namun, diakui oleh Didik, jumlah pengunjung TRS dari tahun ke tahun memang terus mengalami penurunan. Bila hingga tahun 2006 lalu jumlah pengunjung mencapai 1,2 juta per tahun, kini jumlah pengunjung menurun drastis. Sekarang ini, kata Didik, pengunjung TRS hanya mencapai antara 600 ribu hingga 700 ribu pengunjung per tahun.

Hal ini, karena tidak ada lagi penambahan wahana besar sejak 2006 lalu. “Ada penambahan-penambahan wahana kecil saja, karena sekarang ini wahana besar harganya bisa mencapai puluhan miliar,” ujarnya.

Baru-baru ini, wahana kecil yang ditambahkan oleh PT Star di TRS adalah Power Boat dan Istana Lampion. Masing-masing menghabiskan investasi rata-rata Rp200 juta.

Didik mengaku tidak berani berinvestasi karena terkendala masalah sertifikat Hak Guna Bangunan HGB yang tidak diberikan oleh Pemkot Surabaya, meski kontrak telah diperpanjang hingga tahun 2026.

“Karena tidak ada HGB, saya tidak berani berinvestasi untuk mendatangkan wahana baru,” katanya. Didik pun menyadari, inilah yang membuat Taman Remaja Surabaya semakin terpuruk. Padahal, TRS yang berdiri sejak 1970 ini pernah menjadi primadona wahana bermain remaja dan anak-anak, dan merupakan tempat festival dan lomba kesenian tingkat TK hingga SMA.

Perlu diketahui, Tri Rismaharini-Wali Kota Surabaya membenarkan bahwa ia akan meminta kembali lahan seluas 16.9 hektare milik pemkot yang digunakan Taman Remaja Surabaya. Alasannya, selama ini Pemkot rugi. (den/rst)

Teks Foto
– Didik Harianto-Direktur Operasional PT Star, pengelola Taman Remaja Surabaya saat ditemui di kantornya, Rabu (22/4/2015).
– Wahana terbaru Istana Lilin yang memerlukan investasi sebesar Rp200 juta.
Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
32o
Kurs