Sabtu, 18 Mei 2024

Hari Pendidikan, Sekolah Panggung Masih Ada di Jawa Timur

Laporan oleh Bruriy Susanto
Bagikan
Sistem belajar mengajar di SDN Kupang IV satu ruang kelas harus disekat, satu untuk siswa kelas 5, satunya kelas 6. Foto : Bruriy suarasurabaya.net.

Di Hari Pendidikan Nasional, masih saja menyisakan tempat pendidikan yang memprihatinkan. Khususnya, daerah Kabupaten Sidoarjo, masih ada sekolah panggung atau arsitektur bangunannya masih terbuat dari papan kayu.

Sekolah tersebut adalah SDN Kupang IV, yang berada di Dusun Kali Alo, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Bagunan sekolah tersebut masih disanggah dengan kayu balok, bukannya dari bahan dari cor ataupun arsitektur bangunannya menggunakan beton cor ataupun batubata.

Luasnya diperkirakan 270 meter persegi, dengan ukuran panjang 35 meter kali lebar 8 meter. Dengan ukuran tersebut, tempatnya juga dibagi menjadi 5 ruangan. Pertama ruang untuk Kepala Sekolah yang ukurannya lebar 7 meter, panjangnya 3 meter.

Kemudian untuk guru ruangannya diperkirakan lebar 7 meter, lebar 5 meter, sisanya digunakan untuk pelataran siswa ataupun guru berjalan. Sedangkan untuk ruang siswa yang digunakan sistem belajar mengajar, ruanganya ada empat kelas.

Satu kelas ukurannya diperkirakan lebar 7 meter, dengan lebar 5 meter. Tiap kelas digunakan untuk dua siswa, seperti siswa kelas 1 dan 2, ruangannya dijadikan satu untuk sistem belajar mengajarnya, gurunya juga berbeda.

Sebab, siswa yang belajar di kelas satu jumlahnya hanya 3 siswa, terdiri dua laki, satu perempuan. Kemudian untuk siswa kelas 2, jumlahnya tiga murid, terdiri satu laki, dua perempuan.

Begitu juga, dengan kelas 3, siswanya tidak begitu banyak hanya ada tiga siswa, terdiri dua laki, satu perempuan. Selanjutnya, kelas 4, jumlahnya 3 siswa, 2 laki, 1 perempuan, sistem belajar mengajarnya juga sama harus menggunakan satu ruangan kelas.

Termasuk siswa kelas 5 dan 6, siswanya untuk kelas 5, 2 anak, terdiri perempuan dan laki, sedangkan kelas 6, semuanya adalah perempuan. Jika ingin menggunakan papan tulis, baik guru maupun siswa harus menyekat digaris dengan menggunakan kapur.

Hal itu dilakukan untuk mempermudah siswa ataupun guru. Kalau untuk siswa kelas lima dan enam, pengajarannya juga harus disekat, karena kebetulan, siswa kelas enam sedang melakukan uji praktek SD. Bahkan, saat mereka ingin belajar, juga harus memindahkan bangkunya, dari satu ruang kelas ke kelas lainnya.

Menurut Imam Sadali, salah seorang guru Agama di SDN Kupang IV terebut, rata-rata siswanya merupakan seorang nelayan dan petani tambak.

“Totalnya itu sekarang ada 17 siswa, terdiri delapan laki, sembilan perempuan. Mereka semuanya anak warga dari sekitar sini (Dusun Kali Alo, red),” kata Imam Sadali, kepada suarasurabaya.net, Sabtu (30/4/2016). (bry/dwi)

Teks Foto :
1. Semua bangunan sekolah masih terbuat dari kayu.
2. Siswa-siswa kelas 1 dan 2 bergabung menggunakan satu ruagan untuk belajar mengajarnya.
3. Siswa perempuan, bergotong royong memindahkan meja yang akan digunakan untuk persiapan belajar.
Foto : Bruriy suarasurabaya.net.

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Sabtu, 18 Mei 2024
30o
Kurs