Jumat, 17 Mei 2024

Komite Eksplorasi Minta Lapindo Hati-hati Ngebor di Tanggulangin

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Andang Bachtiar Ketua Komite Eksplorasi Nasional. Foto: Abidin suarasurabaya.net

Andang Bachtiar Ketua Komite Eksplorasi Nasional mengatakan, PT Lapindo Brantas membuat kajian mendalam jika ingin melakukan pengeboran di Tanggulangin Sidoarjo. Meski, di lapangan gas Tanggulangin itu tergolong dangkal untuk pengeboran minyak dan gas.

“Kalau yang dikejar di lapangan gas Tanggulangin menurut saya tidak seberbahaya di Banjar Panji yang ada Mud Flow-nya itu. Karena di Tanggulangin bisa jadi lebih dangkal sekitar 3000 kaki. Kalau di Banjar Panji bisa tembus 9000 kaki atau sekirat 3-4 kilometer,” ujarnya usai Seminar Bencana dan Punahnya Peradaban di ITS, Jumat (8/1/2016).

Andang menduga, Lapindo akan mengeksplorasi untuk mengembangkan lapangan gas dan minyak di area yang dangkal yaitu 3000 kaki tersebut.

“Kalau mereka ingin ngebor di Tanggulangin, mungkin ngebor yang dangkal 3000 kaki itu. Kalau itu tidak bahaya. Tapi, tetap harus difikirkan derajat kerusakan dari jarak pusat semburan lumpur,” katanya.

Sebab, kata Andang, tekstur tanah di dekat semburan lumpur cukup membahayakan. Jadi, harus dicek betul, apakah aman atau tidak satu kilo dari pusat semburan. Ada jalur retakan akibat Mud Flow apa tidak.

“Kalau ada jangan main-main. Harus ada preventive action. Kita aja nyolok-nyolok di dekat tanggul saja sudah keluar yang aneh-aneh,” kata pria yang juga Anggota Dewan Energi Nasional ini.

Namun, lapindo harus mengkaji ulang Amdal dan UKL-UPL-nya. Indikatornya harus dicari, ada gelembung-gelembung atau retakan-retakan yang dimungkinkan diakibatkan retakan tanggul juga harus dicari.

“Itu gunanya ada Amdal dan UKL-UPL. Saya tidak tahu sudah ada belum itu,” katanya.

Sebelum ada peristiwa Lapindo 2006, rencannya di daerah situ juga ada lapangan gas yang sudah memiliki Amdal, tepatnya di Wunut Porong Sidoarjo. “Karena ada tragedi Lapindo tahun 2006, maka harus di-Amdal ulang dan evaluasi ulang,” katatanya.

Menurut Andang, Masyarakat sekitar Tanggulangin harus aktif menanyakan kepada tiga otoritas yaitu otoritas pemerintah, otoritas ilmiah dan otoritas agama.

“Tanya ke ahli geologi amankah atau tidak. Tanya ke pemerintah apakh sudah ada sosialisasi dengan benar. Kalau belum percaya lagi, tanya tokoh agama,” katanya.(bid/tok)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 17 Mei 2024
26o
Kurs