Sabtu, 11 Mei 2024

Pro Kontra Penerapan Baru Full Day School Menurut Netter e100

Laporan oleh Tito Adam Primadani
Bagikan
Komentar para netter e100 menanggapi kebijakan baru Muhadjir Effendy Mendikbud mengenai Full Day School. Foto : facebook e100

Statement Muhadjir Effendy Mendikbud yang mengatakan bahwa untuk memenuhi pendidikan karakter di sekolah, pihaknya kemungkinan akan melakukan penerapan sistem belajar mengajar dengan Full Day School, mendapat tanggapan beragam dari netter e100.

Dari beragam pendapat tersebut, banyak yang mempertanyakan usulan Kemendikbud tersebut. Mereka menganggap, setiap kali pergantian Kemendikbud akan ada kebijakan baru yang berbeda dari sebelumnya. Hal inilah yang belum bisa diterima oleh masyarakat.

“Kasihan anak-anak karena menjadi korban. Setiap pergantian Menteri Pendidikan pasti ganti kebijakan. Kurikulum 2013 saja belum merata, sekarang mereka disuruh untuk menjalani full day sampai jam 5 sore,” kata Rosalinda netter e100.

Sementara itu, Ratih Diah netter lainnya mengatakan, dia mendapatkan curhatan dari anaknya mengenai waktu bermain yang kurang, padahal anak-anak juga butuh bermain.

“Beberapa waktu yang lalu saat pak Anies Baswedan masih menjabat sebagai Kemendikbud mengatakan, kalau anak jangan diberikan pekerjaan rumah, agar mempunyai banyak waktu bermain, anak-anak saya senang sekali. Kebijakan ini belum berjalan, tetapi anakku sudah menanyakan kapan kita punya waktu untuk bermain,” ujar Ratih.

Pendapat lainnya disampaikan oleh Kiki yang berpendapat bahwa, penggunaan kata Full Day School ini sukar untuk dipahami. Menurutnya, Mendikbud harusnya menggunakan kata yang lebih Indonesia agar bisa mudah untuk dipahami. Dia mengatakan, meskipun Muhadjir menyampaikan melihat kondisi sosial geografis masyarakat, tetapi anak-anak daerah masih kesulitan dan harus penuh perjuangan karena akses transportasi yang sulit dan terbatas

Meskipun begitu, Amelya netter e100 berpendapat lain. Menurutnya, kegiatan ekstrakulikuler setelah kegiatan di kelas adalah hal yang masuk akal. Sistem seperti ini, menurutnya, lebih aman bagi para orang tua yang sibuk bekerja.

“Daripada anak keluyuran dan tidak tahu pergi dengan siapa, sistem seperti ini lebih aman bagi orang tua yang sibuk bekerja. Full Day School bukan full seharian belajar kok, tapi semoga saja uang sekolahnya tidak naik berlipat-lipat,” kata Amelya

Pendapat lain dari Hamzah Lutfi mengenai peran orang tua, tidak bisa dihilangkan begitu saja. Menurutnya, tumbuh kembang anak memerlukan peran orang tua. Selain itu, dia berpendapat, full day school menghilangkan peran orang tua semestinya.

“Ingat pak menteri kewajiban orang tua bukan cari duit saja, tapi mendidik dan memantau perkembangan anak,” kata Hamzah. (tit/dwi)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 11 Mei 2024
29o
Kurs