Jumat, 19 April 2024

Atasi Macet di Tol, Transaksi Non Tunai Belum Solusi Akhir

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Para nara sumber diskusi Pelaksanaan Kebijakan Transaksi Non Tunai Bagi Pengguna Jalan Tol di Kantor Pusat Jasa Marga, Plaza Tol Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Jumat (8/9/2017). Foto: Faiz suarasurabaya.net

Jasa Marga memutuskan mulai 31 Oktober 2017 nanti, tidak ada lagi transaksi tunai (cashless) di gerbang-gerbang tol seluruh Indonesia. Semua transaksi di gerbang-gerbang jalan bebas hambatan (Tol) akan menggunakan sistem elektronik.

Herry Trisaputra Zuna Kepala Badan Pengatur Jalan Tol mengatakan, banyaknya kendaraan yang melintas jalan tol kini semakin kompleks. Interaksinyapun juga semakin kompleks.

“Dengan volume yang demikian besar tadi, sekarang tidak bisa lagi dari sisi penggunaannya sendiri kalau dia menggunakan uang tunai, artinya waktu dibutuhkan lebih lama ya akhirnya akan ada antrian,” kata Herry dalam sebuah diskusi dengan tema Pelaksanaan Kebijakan Transaksi Non Tunai Bagi Pengguna Jalan Tol di Kantor Pusat Jasa Marga, Plaza Tol Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Jumat (8/9/2017).

Menurut dia, kalau dengan pembayaran tunai, dari sisi operator bahwa uang tunai termasuk uang kembalian, akan semakin banyak yang harus ditangani.

“Yang lebih menyedihkan lagi, bisa dibayangkan kalau petugasnya berada Palimanan. Petugas harus melayani berapa banyak antrian, sehingga sangat tidak manusiawi lagi saat sekarang kalau dilayani secara tunai,” kata dia.

Untuk itu, Herry sangat mendukung gerakan Non Tunai yang dilakukan Pemerintah, yang akan banyak manfaatnya, termasuk dari sisi ekonomi.

“Dengan beberapa hal tadi, seperti efisiensi, kita juga mendukung gerakan non tunai yang dilakukan pemerintah yang akan banyak manfaatnya termasuk dari sisi ekonomi,” ujar Herry.

Herry menegaskan, transaksi Non Tunai di Tol harus diterapkan untuk peningkatan pelayanan yang baik.

“Kenapa harus kita terapkan, pertama, pelayanannya harus baik. Kalau tidak mau antri panjang ya harus efisien operasinya,” tegas Herry.

Dia menjelaskan, transaksi Non Tunai di Tol, bukan lagi sebuah pilihan, tetapi telah menjadi keputusan. Kalau tidak, maka bisa terjadi keributan atau kerusuhan di jalan Tol.

“Ini bukan kagi pilihan tapi sudah keputusan. Kalau tidak kita lakukan, pada waktunya nanti tentu akan terjadi chaos disana. Hari ini kita pilih gerbang karena salah satu sumber masalah adalah gerbang,” jelasnya.

Herry mengatakan, solusi kemacetan dan antrian di Tol tidak hanya di gerbang-gerbang Tol saja, tetapi nanti akan berkembang ke masalah setelah di pintu gerbang yang bisa terjadi kemacetan juga di sana.

“Tidak hanya itu saja, tapi nanti juga akan mencari solusi setelah gerbang, yaitu masalah macet setelah di gerbang. Ini disebabkan volume kendaraan lebih besar dibanding kapasitasnya. Supaya tidak macet tentu nanti dibatasi. Itu PR kita selamjutnya. Semua infrastruktur ada kapasitasnya. Itu kepercayaan yang saya miliki,” kata dia.

Sehingga, kata Herry, dengan mengatasi masalah satu persatu tersebut, nantinya akan menuju jalan tol yang lebih bermartabat sesuai kaidahnya.(faz/bid/ipg)

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
29o
Kurs